
BRAVO13.ID, Samarinda - Setiap kali hujan deras turun di Samarinda, kekhawatiran warga soal banjir dan genangan air kembali muncul. Di beberapa titik, air kerap meluap hingga merendam jalan dan rumah warga, menandakan bahwa masalah infrastruktur masih menjadi pekerjaan rumah besar di ibu kota Kalimantan Timur ini.
Menanggapi kondisi tersebut, Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis, menegaskan bahwa penanganan infrastruktur, terutama sistem drainase, harus menjadi prioritas pemerintah daerah. Ia menilai, ketiadaan saluran air yang memadai menjadi salah satu penyebab utama terjadinya banjir yang berulang di Samarinda.
“Selain memperhatikan perkembangan infrastruktur lainnya, ketersediaan drainase yang memadai juga menjadi kebutuhan mendesak untuk mencegah masalah genangan air atau banjir di kemudian hari,” ujar Ananda.
Menurut politisi muda yang akrab disapa Ananda ini, infrastruktur tidak bisa dilihat semata dari sisi estetika atau pembangunan jalan. Sistem pengendalian air, kebersihan saluran, serta kemampuan kota dalam menghadapi curah hujan ekstrem harus diperhatikan secara serius.
Ia menggarisbawahi pentingnya peran legislatif dalam menyuarakan aspirasi masyarakat, terutama mereka yang terdampak langsung oleh genangan air dan banjir. “Salah satu kewajiban kita sebagai wakil rakyat adalah mendengarkan dan mengakomodasi aspirasi masyarakat,” katanya.
Dalam roadmap pembangunan daerah, Samarinda menargetkan penyelesaian proyek infrastruktur secara menyeluruh pada tahun 2026. Ananda optimis bahwa jika target tersebut bisa dicapai, maka akan terjadi perbaikan signifikan terhadap kualitas hidup warga kota.
Namun, ia juga menekankan bahwa tanggung jawab pembangunan tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah daerah. Dibutuhkan sinergi lintas sektor, termasuk kalangan swasta dan masyarakat, agar proses pembangunan berjalan efektif dan berkelanjutan.
“Dengan adanya kerjasama dan komitmen yang kuat, kita dapat memastikan bahwa Samarinda memiliki infrastruktur yang tidak hanya memadai, tetapi juga berkelanjutan untuk masa depan,” pungkasnya.
Ananda juga berharap, masyarakat dapat terlibat aktif dalam proses pembangunan, baik dengan memberikan masukan maupun menjaga fasilitas yang telah dibangun. Menurutnya, partisipasi publik menjadi kunci dalam menciptakan kota yang resilien dan nyaman ditinggali. (adv)