BRAVO13.ID, Tenggarong - Di Desa Kota Bangun, aktivitas warganya kerap dimulai lebih awal dari biasanya menjelang Mei. Ibu-ibu membersihkan parit, para pemuda memperbaiki jalan lingkungan, dan sejumlah warga lainnya bergotong royong mendirikan tenda kegiatan. Semua ini bukan tanpa alasan. Bulan depan, kecamatan mereka menjadi tuan rumah puncak acara Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-22 Kabupaten Kutai Kartanegara.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar kembali menghidupkan semangat kolektif warga dengan menyelenggarakan BBGRM secara serentak di seluruh kecamatan. Acara tahunan ini tidak hanya menjadi ajang seremonial, tetapi juga simbol penting dari partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan berbasis solidaritas lokal.
Kabid Pemberdayaan Masyarakat dan Ekonomi Desa DPMD Kukar, Asmir Riyandi Elvandar, menyampaikan bahwa BBGRM tahun ini mengangkat semangat kolaborasi sesuai visi besar Pemkab Kukar melalui program Kukar Idaman dengan slogan "Betulungan Etam Bisa".
“Melalui BBGRM kami ingin mendorong keterlibatan nyata seluruh warga dalam membangun lingkungan masing-masing. Gotong royong adalah identitas sosial kita,” ujar Elvandar.
Saat ini, DPMD Kukar tengah fokus melaksanakan verifikasi berkas dari desa dan kelurahan yang telah melaksanakan kegiatan gotong royong. Proses ini dilakukan bersama tim gugus tugas yang terdiri dari tenaga ahli dan unsur Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kabupaten. Hasil verifikasi akan menjadi dasar penilaian lomba gotong royong tingkat kabupaten yang turut diumumkan dalam puncak acara nanti.
Kecamatan Kota Bangun ditunjuk sebagai lokasi utama puncak pencanangan BBGRM ke-22, menggantikan Kecamatan Kembang Janggut yang menjadi tuan rumah tahun sebelumnya. Rotasi ini dilakukan sebagai bentuk pemerataan pelibatan wilayah dalam kegiatan sosial berskala kabupaten.
Dalam acara puncak nanti, sejumlah peserta terbaik akan diumumkan berdasarkan berbagai indikator—mulai dari keterlibatan warga, dampak pembangunan lingkungan, hingga kreativitas dalam menggerakkan semangat gotong royong.
Namun lebih dari sekadar lomba atau kegiatan simbolik, BBGRM diharapkan menjadi ruang regenerasi nilai-nilai sosial masyarakat yang makin tergerus oleh dinamika kehidupan modern. Elvandar menekankan bahwa gotong royong bukan hanya soal kerja bakti membersihkan lingkungan, tapi mencakup pula kerja sama ekonomi, solidaritas sosial, dan penguatan ketahanan lokal.
“Gotong royong adalah modal sosial kita untuk membangun Kukar menjadi daerah yang kuat, mandiri, dan berdaya saing,” tegas Elvandar. (adv)