BRAVO13.ID, Tenggarong - Di banyak tempat, RT masih identik dengan urusan surat domisili dan ronda malam. Namun di Kutai Kartanegara, peran itu mulai bergeser. Seiring digelontorkannya bantuan keuangan sebesar Rp50 juta per RT, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar mendorong RT menjadi pusat pemberdayaan ekonomi warga—bukan hanya penjaga administrasi.
Kepala DPMD Kukar, Arianto, menyatakan bahwa dana tersebut bukan semata untuk operasional, tetapi bisa diarahkan untuk pelatihan usaha dan pembentukan kelompok produktif. “Kalau ada inisiatif dari pemuda RT untuk bikin usaha, seperti bengkel, menjahit, atau produksi makanan, silakan gunakan dana Rp50 juta itu. Kami dukung penuh,” kata Arianto, Senin (28/4/2025).
Menurutnya, pelatihan keterampilan merupakan investasi jangka panjang. Ia tak ingin bantuan keuangan hanya habis untuk kegiatan seremonial atau belanja kebutuhan fasilitas RT. Sebaliknya, harus ada hasil nyata yang bisa berdampak pada kemandirian ekonomi keluarga-keluarga di lingkungan tersebut.
Beberapa jenis pelatihan yang disebutkan antara lain menjahit, pertukangan, perbengkelan, dan pengolahan makanan rumahan. Pelatihan ini diharapkan dapat menjadi titik awal tumbuhnya UMKM dari lingkungan paling kecil. “Yang penting ada rencana jelas dan semangat dari warga. RT harus jadi fasilitator, bukan hanya soal keamanan lingkungan,” ujarnya.
Untuk memastikan pelaksanaan program ini berkelanjutan, DPMD Kukar tengah mengupayakan koneksi lintas sektor dengan dinas teknis lain. Termasuk potensi dukungan pembiayaan mikro, pelatihan lanjutan, dan promosi produk warga.
Arianto meyakini bahwa dengan pengelolaan yang serius, RT bisa menjadi episentrum perubahan sosial dan ekonomi di tingkat komunitas. “Kalau dikelola dengan baik, program ini bisa mengangkat taraf hidup warga dari level paling bawah,” tutupnya. (adv)