Bravo 13
Gatot Nurmantyo Kecam Hercules soal Ucapan ke Sutiyoso dan Purnawirawan TNIGatot Nurmantyo mengecam keras ucapan Hercules soal purnawirawan TNI dan ormas GRIB, sebut negara bisa hancur jika dikuasai preman.
Oleh Puji Tri2025-05-01 16:55:00
Gatot Nurmantyo Kecam Hercules soal Ucapan ke Sutiyoso dan Purnawirawan TNI
Jenderal (Purn.) Gatot Nurmantyo menyampaikan pernyataan tegas soal ormas dan penghinaan terhadap purnawirawan TNI. (istimewa)

BRAVO13.ID, Jakarta - Di tengah tensi politik yang meningkat pascapilpres, suara dari kalangan purnawirawan militer kembali menggema—kali ini dalam nada geram. Jenderal (Purn.) Gatot Nurmantyo, mantan Panglima TNI, tak menutupi kemarahannya terhadap sosok yang selama ini dikenal dengan reputasi keras di dunia ormas: Hercules Rosario de Marshall.

Dalam sebuah wawancara yang diunggah di kanal YouTube milik Refly Harun, Kamis (1/5/2025), Gatot menyampaikan peringatan keras. Ia menyebut Hercules telah melecehkan kehormatan para purnawirawan, terutama Letjen (Purn.) Sutiyoso, mantan Gubernur DKI Jakarta sekaligus eks petinggi Kopassus. "Hercules kurang ajar. Tidak tahu diri, merasa paling hebat. Sutiyoso itu baret merah. Tidak mungkin berniat kudeta," ujarnya dengan nada tinggi.

Pernyataan itu dilatarbelakangi oleh sindiran Hercules terhadap purnawirawan yang mengajukan delapan tuntutan kepada pemerintah, termasuk salah satu poin yang meminta pencabutan Gibran Rakabuming Raka dari posisi Wakil Presiden. Dalam video yang beredar, Hercules bahkan menyebut Sutiyoso dengan bahasa kasar dan menyentil soal usia. “Mulutnya sudah bau tanah,” ucap Hercules saat itu.

Gatot menilai ucapan itu sudah melampaui batas. Ia mengingatkan bahwa Hercules dulu hanyalah tenaga bantuan operasi (TBO) di Timor Timur, yang bisa ke Jakarta pun, menurutnya, karena jasa para purnawirawan. “Kau itu preman pakai pakaian ormas. Jangan seenaknya bicara soal purnawirawan,” tegas Gatot.

Lebih lanjut, Gatot juga menyoroti kiprah ormas GRIB yang dipimpin Hercules. Ia menuding ormas itu kerap menekan pejabat daerah. "Saya bisa buktikan, di Jawa Barat, kalau mau didukung GRIB, harus cintai dulu GRIB, baru rakyat. Ini logika yang salah," katanya. Gatot menyatakan bahwa kepala daerah seharusnya mencintai rakyat terlebih dahulu karena dipilih rakyat, bukan tunduk pada ormas.

Peristiwa di Depok pun menjadi sorotan. Menurut Gatot, tindakan anggota ormas yang melawan polisi saat hendak menangkap salah satu anggotanya adalah bentuk ancaman terhadap hukum negara. “Negara apa ini, mobil aparat dibakar, polisi dikeroyok,” cetusnya.

Gatot juga menyampaikan bahwa seluruh purnawirawan yang menandatangani tuntutan ke Presiden tetap mendukung negara secara utuh. “Kami mencintai negara, tak ada niat kudeta. Tapi kalau negara dikuasai preman, pabrik-pabrik bisa lari ke Vietnam,” ujarnya mengingatkan.

Di akhir pernyataannya, Gatot menyatakan ia terpaksa menggunakan “bahasa preman” agar pesan sampai. “Saya sudah lama diam, tapi ini sudah keterlaluan. Kalau negara diam terhadap preman, maka kehancuran tinggal tunggu waktu,” ucapnya.

Pernyataan ini menjadi sinyal keras dari barisan purnawirawan terhadap maraknya praktik premanisme berkedok ormas. Di saat yang sama, ini juga menjadi pengingat penting bagi negara soal urgensi menertibkan ruang publik dan menjaga wibawa hukum tanpa pilih kasih. (*)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait