Bravo 13
6.000 UMKM Tenggarong Seberang Didorong Naik Kelas, Siap Masuk Ritel Modern6.000 UMKM di Tenggarong Seberang disiapkan naik kelas, dengan target menembus ritel modern dan memperluas jangkauan pasar nasional.
Oleh Handoko2025-03-17 03:15:00
6.000 UMKM Tenggarong Seberang Didorong Naik Kelas, Siap Masuk Ritel Modern
Pelaku UMKM lokal menjajakan Kue Keroncong Nadimah dalam sebuah bazar malam di Tenggarong Seberang. (Kontributor Bravo13.id)

BRAVO13.ID, Tenggarong Seberang - Di balik deretan stan sederhana yang bermandikan cahaya lampu sorot malam, aroma khas kue keroncong menguar perlahan dari tungku panas milik Nadimah. Warga Desa Teluk Dalam ini bukan hanya sedang berjualan, ia sedang membuktikan bahwa pelaku usaha kecil pun bisa bersaing jika didukung dan diarahkan dengan benar.

Seperti Nadimah, kini ada sekitar 6.000 pelaku UMKM di Tenggarong Seberang yang tengah menjadi prioritas pemerintah setempat untuk didorong naik kelas. Targetnya bukan lagi sekadar bertahan di pasar tradisional atau acara bazar, tapi menembus etalase ritel modern dan jaringan distribusi nasional.

Camat Tenggarong Seberang, Tego Yuwono, menjelaskan bahwa 2025 menjadi tahun penting untuk akselerasi pemberdayaan UMKM. Upaya peningkatan kualitas dan perluasan pasar menjadi dua fokus utama. Menurutnya, potensi wisata di kawasan ini bisa dimanfaatkan untuk mengenalkan produk lokal secara lebih luas.

"Kami ingin produk-produk UMKM, seperti milik Bu Nadimah ini, bisa masuk ke ritel modern. Artinya, kualitas produk harus ditingkatkan dari rasa, kemasan, hingga perizinan,” kata Tego, Minggu (16/3/2025).

Pemerintah Kecamatan tidak berjalan sendiri. Mereka menggandeng Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) serta Dinas Koperasi dan UMKM Kukar untuk membuka akses ke gerai ritel seperti Alfamart, Alfamidi, dan supermarket lainnya.

Namun, pintu itu hanya terbuka bagi produk yang telah memenuhi standar tertentu: kemasan higienis, sertifikat halal, hingga izin edar dari BPOM. Untuk itu, pelatihan dan pendampingan intensif akan digelar dalam waktu dekat.

“Kami sedang siapkan pelatihan untuk pengurusan izin, desain kemasan, sampai pemasaran digital. Kami tidak ingin pelaku UMKM hanya ikut pameran, tapi harus bisa bertahan dan berkembang di pasar reguler,” tambahnya.

Salah satu yang juga jadi sorotan adalah akses permodalan. Banyak pelaku usaha masih kesulitan menembus sistem perbankan atau lembaga pembiayaan. Untuk itu, pemerintah berupaya membuka jalur komunikasi antara pelaku UMKM dan lembaga keuangan agar lebih terbuka dan inklusif.

Lebih jauh, pemerintah daerah juga menargetkan agar produk unggulan dari Tenggarong Seberang mampu masuk ke pasar nasional bahkan ekspor. Bagi mereka, UMKM bukan hanya pelengkap ekonomi lokal, tetapi fondasi kemandirian daerah.

“Jika UMKM kita tumbuh kuat, maka ekonomi desa juga akan terangkat. Ini bagian dari upaya besar untuk menekan kesenjangan ekonomi,” tegas Tego.

Dengan semangat kolaborasi dan dorongan dari berbagai pihak, UMKM seperti Kue Keroncong Nadimah bukan tidak mungkin suatu saat terpajang di rak swalayan, dibawa pulang wisatawan, dan dipesan dari luar daerah. Sebab di balik kemasan sederhana, ada cita rasa dan perjuangan yang layak dibawa lebih jauh. (adv)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait