BRAVO13.ID, Tenggarong - Di lereng kecil yang menghadap ke Jalan Bontang No.18, sebuah papan nama berdiri tegas bertuliskan “Kantor Lurah Maluhu.” Namun, di balik nama besar itu, bangunan pelayanan publik tersebut telah lama menanti pembaruan. Kini, harapan warga Maluhu akhirnya mendapat jawaban konkret: kantor kelurahan akan dibangun kembali, lebih besar, lebih inklusif, dan lebih modern.
Proyek ini digagas oleh Pemerintah Kelurahan Maluhu, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), sebagai bagian dari transformasi pelayanan publik berbasis kebutuhan warga. Dengan dukungan APBD Perubahan 2024 senilai Rp1,5 miliar untuk pondasi dan turap, pembangunan telah memasuki tahap lelang, dan fisik dijadwalkan dimulai dalam waktu dekat.
“Insya Allah, tahun ini kita mulai. Kantor baru bukan cuma besar, tapi fungsional dan menjawab kebutuhan warga,” ujar Lurah Maluhu, Tri Joko Kuncoro, saat ditemui pada Selasa (25/3/2025).
Rencana pembangunan tidak berhenti di situ. Dalam Musrenbang, Dinas Pekerjaan Umum Kukar telah menetapkan tambahan anggaran sebesar Rp6,9 miliar pada 2025. Dana ini dirancang untuk menyelesaikan seluruh bangunan lengkap dengan fasilitas pendukungnya, menjadikan total investasi senilai Rp8,4 miliar.
Menurut Joko, konsep kantor kelurahan yang akan dibangun tak hanya mementingkan bentuk fisik, tetapi juga memprioritaskan kenyamanan dan aksesibilitas layanan. Fasilitas seperti toilet difabel, ruang laktasi, ruang baca masyarakat, hingga area konsultasi publik akan menjadi bagian integral dari bangunan baru tersebut.
“Kami ingin semua warga, tanpa kecuali, merasa dihargai saat datang ke kantor. Mulai dari ibu menyusui, penyandang disabilitas, sampai remaja dan lansia,” ucap Joko.
Tak kalah penting, kantor ini juga dirancang sebagai ruang kolaboratif. Berbagai elemen masyarakat seperti Forum RT, LPM, Karang Taruna, PKK, dan lembaga lokal lainnya akan mendapatkan ruang tersendiri di dalam bangunan. Tujuannya adalah menciptakan ekosistem koordinasi yang lebih solid antar-lembaga.
“Selama ini mereka kerja sendiri-sendiri. Dengan satu atap, semua bisa lebih sinergis. Kita ingin Maluhu jadi model tata kelola kelurahan yang guyub dan aktif,” lanjutnya.
Joko juga menambahkan bahwa kantor ini akan menjadi pionir pelayanan publik berbasis digital di wilayahnya. Mulai dari sistem antrean elektronik hingga ruang layanan administrasi berbasis daring akan disiapkan, menyesuaikan dengan tren pelayanan masyarakat yang cepat dan efisien.
Sambutan warga pun positif. Wati, warga RT 5, mengaku antusias. “Kalau ngurus surat atau ikut kegiatan, kadang sempit. Kalau nanti ada kantor baru yang lebih luas dan ramah semua orang, pasti jauh lebih nyaman,” katanya.
Proyek pembangunan Kantor Lurah Maluhu diharapkan menjadi percontohan transformasi pelayanan publik di tingkat kelurahan. Lebih dari sekadar bangunan fisik, kehadirannya mencerminkan visi pelayanan berbasis empati, keterbukaan, dan akses setara bagi semua warga. (adv)