BRAVO13.ID, Tenggarong Seberang - Di tengah hamparan lumpur sawah yang baru dibuka, puluhan petani dan perwakilan pemerintah desa berdiri berjejer memegang bibit padi. Wajah mereka dipenuhi semangat. Suasana penuh optimisme itu mewarnai musim tanam perdana di Desa Mulawarman, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, yang kini menggarap lahan pertanian seluas 400 hektare.
Lahan tersebut dibuka sejak Januari 2025 dan dikelola bersama tiga kelompok tani utama—Sari Makmur, Losai Jaya, dan Sari Bunga—yang menjadi motor penggerak pertanian di desa. Penanaman perdana ini menandai awal komitmen kuat desa dalam memperluas ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
“Hari ini merupakan penanaman perdana padi sawah jenis MR. Ini langkah awal penting dalam mewujudkan swasembada pangan di desa kami,” ujar Kepala Desa Mulawarman, Mulyono, Jumat (14/3/2025).
Menurut Mulyono, pembukaan lahan ini menjadi bukti keseriusan desa dalam memanfaatkan potensi pertanian yang selama ini belum tergarap maksimal. Ia juga mengapresiasi kerja keras petani yang terus semangat menata dan mengolah tanah demi masa depan pertanian yang lebih baik.
Namun, keberhasilan pertanian tidak hanya bergantung pada lahan dan semangat. Mulyono menegaskan pentingnya dukungan infrastruktur, ketersediaan air, pupuk, dan akses teknologi pertanian. Oleh sebab itu, pemerintah desa terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait untuk memastikan seluruh kebutuhan petani dapat terpenuhi secara bertahap.
“Kami ingin pertanian ini berkelanjutan. Mulai dari penyediaan sarana hingga pemasaran hasil panen. Semua harus terintegrasi agar petani benar-benar merasakan hasilnya,” tambahnya.
Selain dari pemerintah desa, semangat kolaborasi juga dirasakan di lapangan. Tokoh masyarakat, Babinsa, Babinkamtibmas, dan petugas penyuluh pertanian hadir langsung di lokasi untuk memberikan dukungan moril kepada petani.
Petani Supriyadi, salah satu anggota kelompok tani Sari Makmur, mengungkapkan harapannya agar pemerintah bisa ikut membantu dalam menyediakan sistem irigasi dan subsidi pupuk. “Harga pupuk naik terus, dan air saat kemarau jadi kendala. Tapi kalau dibantu, kami siap terus mengolah lahan ini,” ujarnya.
Program ini juga membuka peluang inovasi ke depan. Petani dan Pemdes berharap dapat menerapkan smart farming dan teknologi pengolahan pasca panen untuk meningkatkan nilai tambah dan efisiensi.
Jika 400 hektare sawah ini bisa panen melimpah, maka Desa Mulawarman tidak hanya menjadi pemasok pangan lokal, tetapi juga tonggak baru dalam upaya kemandirian pertanian Kukar. Penanaman ini menjadi simbol transformasi: dari potensi laten menjadi kekuatan produktif yang berkelanjutan. (adv)