
BRAVO13.ID, Tenggarong - Di sebuah ruangan sederhana berlatarkan spanduk biru bertuliskan “Selamat Hari Raya Idulfitri 1446 H/2025”, tiga sosok berdiri dengan ekspresi penuh hormat dan kebersamaan. Salah satunya, Edy Mardian, memegang lembaran dokumen perpisahan—simbol berakhirnya pengabdiannya sebagai Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Kartanegara.
Jumat, 11 April 2025, menjadi hari istimewa bagi seluruh keluarga besar BPBD Kukar. Tak sekadar acara pelepasan purna tugas, momen ini menjadi titik tolak penting bagi proses regenerasi kepemimpinan di lembaga yang bertugas di garis depan penanganan krisis.
Dalam sambutannya, Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono, menyampaikan apresiasi mendalam atas dedikasi Edy selama bertahun-tahun. “Pak Edy adalah teladan dalam etos kerja dan integritas. Tapi roda organisasi tidak boleh berhenti. Regenerasi harus terus didorong agar BPBD selalu siap menghadapi tantangan yang semakin kompleks,” ucapnya.
Kepala BPBD Kukar, Setianto Nugroho Aji, turut memberikan penghargaan atas kontribusi teknis dan manajerial yang telah diwariskan Edy. Ia menyebut bahwa banyak standar operasional yang kini diterapkan dalam sistem penanganan darurat tidak lepas dari peran besar Edy dalam menyusun fondasi struktur kerja yang responsif dan terukur.
“Beliau selalu menekankan pentingnya kecepatan, koordinasi lintas sektor, dan ketepatan data. Prinsip-prinsip itu akan kami lanjutkan,” tegas Setianto.
Ke depan, BPBD Kukar akan menjalankan proses internal untuk penunjukan pelaksana tugas sekretaris serta mengakselerasi pelatihan dan pemberdayaan staf muda. Fokus diarahkan pada peningkatan kapasitas dalam kepemimpinan, manajemen bencana, dan kesiapsiagaan berbasis data serta mitigasi.
“Ini bukan hanya pergantian jabatan, tapi transformasi semangat. Kami ingin staf muda punya ruang belajar sekaligus ruang pengabdian,” imbuh Setianto.
Dalam pesan perpisahannya, Edy Mardian menyampaikan bahwa kerja di BPBD bukan hanya tentang menyusun laporan atau menyalurkan logistik. Lebih dari itu, ini adalah kerja kemanusiaan yang menuntut empati, kerja tim, dan keberanian mengambil keputusan cepat di tengah krisis.
“Bencana tidak pernah menunggu kesiapan kita. Karena itu, kebersamaan dan kesiapan mental jauh lebih penting dari semua peralatan,” ucap Edy dengan suara yang sempat tercekat.
Pelepasan tugas Edy Mardian menjadi lebih dari sekadar perpisahan. Ia menandai dimulainya babak baru di BPBD Kukar, tempat regenerasi tidak hanya bicara pengganti jabatan, tetapi juga pewarisan nilai: cepat tanggap, kolaboratif, dan berorientasi pada keselamatan manusia. (adv)