Bravo 13
China Perkuat Dukungan Bisnis untuk Hadapi Tekanan Perang DagangDi tengah tekanan tarif baru dari AS, China merancang strategi baru untuk menyelamatkan ekonomi dan memperkuat dunia usahanya.
Oleh Handoko2025-04-28 08:05:00
China Perkuat Dukungan Bisnis untuk Hadapi Tekanan Perang Dagang
China Janjikan Dukungan Lebih Besar untuk Bisnis di Tengah Tekanan Perang Dagang.

BRAVO13.ID, Samarinda - Di tengah ketegangan yang kembali memuncak dalam perang dagang dengan Amerika Serikat, pemerintah China mengambil langkah cepat untuk menopang ekonominya yang mulai tertekan. Dalam rapat Politbiro yang dipimpin langsung oleh Presiden Xi Jinping, Jumat lalu, Beijing berjanji akan memberikan dukungan lebih besar kepada bisnis-bisnis yang sedang kesulitan.

Langkah ini diumumkan di saat suasana perdagangan global makin panas. Bulan ini, Washington dan Beijing saling memberlakukan tarif balasan baru dengan nilai total lebih dari 100%, sebuah perkembangan yang langsung mengguncang proyeksi pertumbuhan China. Sejumlah bank besar Wall Street memangkas estimasi pertumbuhan ekonomi negeri Tirai Bambu itu untuk tahun ini, meski pemerintah tetap bersikukuh mengejar target 5% yang ditetapkan sejak Maret.

Dalam pertemuan tersebut, Politbiro menegaskan perlunya berbagai strategi untuk membantu dunia usaha, termasuk memperluas dukungan keuangan. Berdasarkan hasil rapat berbahasa Mandarin yang diterjemahkan CNBC, otoritas China juga membuka opsi untuk “pengurangan tepat waktu” terhadap suku bunga dan rasio persyaratan cadangan bank — sebuah upaya menciptakan ruang likuiditas tambahan agar roda bisnis terus berputar.

Kepala Peneliti di Bank of China, Zong Liang, menyebut bahwa arah kebijakan ekonomi secara umum tetap konsisten dengan yang dicanangkan sejak awal tahun. Namun, ia menggarisbawahi adanya fleksibilitas baru untuk lebih fokus mendukung sektor-sektor bisnis tertentu yang terkena dampak paling besar akibat tarif perdagangan.

Sebagai langkah antisipasi sebelumnya, China bahkan telah menaikkan target defisit fiskal menjadi 4% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada bulan Maret. Menteri Keuangan Lan Fo’an saat itu menekankan bahwa langkah ini memberikan ruang yang lebih luas untuk manuver kebijakan fiskal aktif di tengah tekanan eksternal.

Tak tinggal diam, pemerintah daerah serta sejumlah perusahaan besar di China pun mulai mengambil tindakan cepat. Mereka berupaya mengalihkan sebagian produk ekspor ke pasar domestik, mencari cara untuk mempertahankan pendapatan di tengah hambatan baru menuju pasar internasional.

Dalam hasil pertemuan Politbiro, Xi Jinping juga menekankan pentingnya meningkatkan pendapatan kelompok berpenghasilan menengah ke bawah. Selain itu, pemerintah ingin mendorong konsumsi di sektor jasa serta mempercepat pengembangan teknologi, termasuk integrasi kecerdasan buatan (AI), demi memperkuat fondasi ekonomi jangka panjang.

Namun, dampak dari keputusan Politbiro ini langsung terasa di pasar keuangan. Indeks saham CSI 300 di China sempat melemah, sedangkan indeks Hang Seng di Hong Kong memangkas sebagian keuntungannya setelah pengumuman resmi.

Sebagai badan yang beranggotakan pejabat tingkat tinggi Partai Komunis, Politbiro berfungsi sebagai motor utama dalam menetapkan arah kebijakan nasional. Menurut Bruce Pang, profesor madya tambahan di Sekolah Bisnis CUHK, hasil rapat ini menegaskan kembali keselarasan antara Politbiro, Dewan Negara, serta kementerian pemerintah, yang menunjukkan kolaborasi tingkat tinggi dalam menghadapi tekanan ekonomi global.

Pang menilai, meski tidak ada kejutan besar dalam kebijakan baru yang diumumkan, langkah-langkah ini memperkuat posisi pembuat kebijakan untuk menavigasi ketidakpastian yang semakin kompleks. Ia juga memperkirakan adanya dorongan legislasi baru yang lebih pro-bisnis untuk meningkatkan lingkungan usaha di China.

Ke depan, semua mata kini tertuju pada Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional. Badan legislatif tertinggi China ini dijadwalkan bertemu dari Minggu hingga Rabu untuk membahas dan meninjau berbagai rancangan undang-undang baru yang bertujuan memperkuat sektor swasta — sektor yang kini kian menjadi tumpuan utama dalam menjaga daya tahan ekonomi China. (*)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait
Tag Terkait