BRAVO13.ID, Samarinda - Deru kendaraan yang melintas di Jalan Poros Samarinda–Balikpapan mendadak melambat saat memasuki Kilometer 28, Desa Batuah, Kutai Kartanegara. Di titik ini, tanah geser akibat longsor mengoyak jalur utama yang selama ini menjadi urat nadi penghubung dua kota besar di Kalimantan Timur.
Menyikapi kondisi ini, Wakil Ketua Komisi III DPRD Kalimantan Timur, Akhmed Reza Fachlevi, menyampaikan keprihatinan mendalam. Ia menegaskan bahwa kerusakan tersebut bukan hanya sekadar gangguan lalu lintas, melainkan ancaman serius terhadap keselamatan pengguna jalan dan stabilitas logistik antarwilayah.
"Jalur ini vital. Gangguan di sini bisa berdampak besar, baik dari sisi keselamatan maupun perekonomian masyarakat," ujar Reza Fachlevi dalam keterangannya.
Ia mendesak pemerintah pusat, khususnya melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), untuk segera melakukan langkah perbaikan yang komprehensif. Menurutnya, penanganan cepat diperlukan agar tidak terjadi kerusakan lebih luas yang dapat memperparah beban ekonomi dan mengancam keselamatan warga.
Lebih lanjut, Reza mengungkapkan bahwa beberapa faktor turut memicu kejadian longsor tersebut. Selain kemungkinan masalah teknis terkait struktur tanah dan sistem drainase, ia menyoroti adanya alih fungsi hutan menjadi lahan tambang di sekitar jalur, serta maraknya aktivitas crossing batu bara yang terlihat kasat mata.
"Kita perlu melihat ini secara menyeluruh. Alih fungsi lahan dan aktivitas pertambangan jelas memberi kontribusi terhadap kerentanan tanah di sekitar jalur ini," tegasnya.
Untuk mencegah kejadian serupa terulang, DPRD Kalimantan Timur meminta instansi terkait segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap jalur tersebut, termasuk penguatan struktur tanah dan penataan kembali sistem drainase.
Sebagai bentuk komitmen, DPRD Kaltim juga siap berkoordinasi lintas lembaga untuk mendorong percepatan penganggaran dan pengerjaan perbaikan. "Keselamatan dan kenyamanan masyarakat adalah prioritas utama," tutup Reza Fachlevi menegaskan. (*)