BRAVO13.ID, Tenggarong – Ribuan mata akan kembali tertuju ke Stadion Aji Imbut pada Juli 2025. Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tengah menyiapkan edisi ketiga dari Kukar Land Festival, ajang yang diproyeksikan menjadi salah satu festival kelas nasional dari Kalimantan Timur.
Di tengah gelombang promosi wisata berbasis budaya dan kreativitas, Kukar memilih jalan yang tak biasa. Alih-alih hanya mengandalkan sumber daya alam, pemerintah daerah kini mendorong pembentukan citra Kukar sebagai kota festival yang hidup dan terbuka.
“Ini bukan sekadar hiburan. Kukar Land adalah alat branding. Kita sedang membentuk persepsi bahwa Kukar adalah daerah yang hidup, terbuka, kreatif, dan punya daya tarik wisata unik,” ujar Ahmad Ivan, Plt Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kukar, Senin (31/3/2025).
Festival ini dirancang dengan format imersif dan kekinian. Zona-zona tematik seperti panggung musik, area kuliner lokal, pameran UMKM kreatif, hingga instalasi seni terbuka akan mengisi kawasan acara. Tujuannya jelas: memberikan pengalaman menyeluruh yang menggugah emosi pengunjung.
Lebih dari sekadar menarik wisatawan, Kukar Land menjadi simpul dari gerakan budaya baru yang lahir di ruang-ruang publik Kukar. Ia menghidupkan interaksi antar-komunitas, menguatkan partisipasi pelaku seni lokal, dan membuka akses promosi bagi produk-produk ekonomi kreatif berbasis daerah.
“Branding ini penting. Festival adalah cara kita bicara kepada dunia: bahwa Kukar punya cerita, punya gaya, dan layak dikunjungi,” sambung Ivan.
Kukar Land juga menjadi bagian dari rangkaian besar bernama Kutai Kartanegara Kaya Festival (K3F)—payung besar bagi berbagai kegiatan budaya yang berlangsung sepanjang tahun. Festival ini ditargetkan menjadi signature event tahunan Kukar yang masuk dalam kalender pariwisata nasional, sejajar dengan agenda populer seperti Dieng Culture Festival atau Jember Fashion Carnaval.
Di balik panggung megah dan sorotan lampu, terdapat kolaborasi strategis lintas sektor. Pemerintah daerah menggandeng pelaku seni, musisi, komunitas muda, hingga pelaku UMKM. Kolaborasi inilah yang menjadi kekuatan utama Kukar Land—membangun festival bukan hanya sebagai tontonan, tetapi juga ruang ekspresi dan pemberdayaan ekonomi kreatif.
“Branding daerah hari ini tidak cukup lewat brosur atau baliho. Kita butuh cerita yang kuat dan momen yang bisa dirasakan langsung. Kukar Land adalah cerita itu,” tegas Ivan.
Dengan positioning yang semakin kuat dan partisipasi yang luas, Kukar Land Festival Jilid III tak hanya menjadi hiburan tahunan. Ia menjadi simbol bahwa Kukar tengah bergerak menuju masa depan pariwisata yang inklusif, kreatif, dan berkelanjutan. (adv)