Bravo 13
Disperkim Kukar Kelola Lumpur Tinja Jadi Pupuk Kompos Ramah LingkunganMelalui IPLT, Disperkim Kukar mengolah lumpur tinja jadi pupuk kompos, sekaligus memberdayakan warga dan edukasi sanitasi generasi muda.
Oleh Handoko2025-04-25 12:12:00
Disperkim Kukar Kelola Lumpur Tinja Jadi Pupuk Kompos Ramah Lingkungan
Kolam Imhoff di IPLT Kukar, bagian awal dari proses pengolahan lumpur tinja menjadi pupuk kompos ramah lingkungan. (Foto: Disperkim Kukar)

BRAVO13.ID, Tenggarong - Di balik kolam beton berlapis cat biru dan papan kecil bertuliskan “Kolam Imhoff”, tersimpan proses penting yang kerap luput dari perhatian publik. Di sinilah, lumpur tinja yang awalnya dianggap limbah, diolah menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi. Tempat itu adalah bagian dari Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) milik Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kutai Kartanegara.
Lebih dari sekadar fasilitas teknis, IPLT Kukar kini berkembang menjadi pusat inovasi sanitasi yang mengintegrasikan teknologi, pemberdayaan masyarakat, dan edukasi lingkungan. Proses pengolahannya menggunakan sistem Imhoff tank—sebuah teknologi yang memisahkan padatan dan cairan secara alami, lalu melanjutkannya dengan proses fermentasi dan komposisasi.
“Kami tidak hanya bicara soal pengangkutan dan pengolahan limbah. Kami ingin IPLT menjadi bagian dari siklus ekonomi dan lingkungan yang bermanfaat bagi warga,” ujar Muhammad Aidil, Plt Kepala Disperkim Kukar, saat ditemui pada Sabtu (29/3/2025).
Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah melibatkan kelompok pemuda dan ibu rumah tangga dalam proses pengolahan kompos. Setelah melalui proses penyaringan dan fermentasi, lumpur hasil olahan diubah menjadi pupuk organik. Produk ini kemudian dijual, sekaligus menciptakan peluang pendapatan baru bagi masyarakat sekitar.
“Yang awalnya hanya limbah, sekarang bisa jadi produk bernilai ekonomi. Warga kami libatkan agar mereka juga mendapatkan manfaat langsung dari pengelolaan sanitasi ini,” lanjut Aidil.
Keunggulan lainnya terletak pada sistem pemantauan digital. Seluruh aktivitas pengolahan di IPLT dimonitor secara harian—mulai dari volume lumpur yang masuk, hingga kualitas air yang dihasilkan. Dengan sistem ini, IPLT memastikan prosesnya memenuhi standar baku mutu lingkungan dan tidak mencemari tanah atau air sekitar.
Tak hanya fokus pada teknis, Disperkim Kukar juga membuka ruang edukatif. Setiap bulannya, pelajar dan mahasiswa dari berbagai sekolah serta perguruan tinggi diundang berkunjung. Mereka diperkenalkan pada sistem pengelolaan sanitasi modern dan pentingnya menjaga lingkungan dari sisi yang jarang dibahas di bangku kelas.
“Kami ingin anak-anak muda tahu bahwa sanitasi bukan topik pinggiran. Justru ini menyangkut kesehatan dan masa depan bumi. Dan mereka harus jadi bagian dari gerakannya,” jelas Aidil.
Melihat keberhasilan di IPLT Tenggarong, Disperkim berencana memperluas jangkauan ke wilayah-wilayah padat penduduk lainnya di Kukar. Mereka juga membuka pintu kolaborasi dengan sektor swasta dan lembaga lingkungan untuk memperkuat sistem dan menjangkau lebih banyak masyarakat.
Dengan menggabungkan teknologi pengolahan, edukasi, serta pemberdayaan warga lokal, IPLT Kukar bukan hanya simbol keberhasilan sanitasi modern, tetapi juga cerminan gaya hidup masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya kebersihan dan keberlanjutan. (adv)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait