
BRAVO13.ID, Muara Badak - Langit mendung menyelimuti Desa Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak, namun di bibir pantai yang tenang, geliat pembangunan terasa hidup. Di sinilah, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menanamkan harapan besar bagi masa depan ekonomi kelautan: sebuah hatchery modern senilai Rp20 miliar yang disiapkan untuk menyuplai benur ke kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Hatchery ini bukan hanya proyek perikanan biasa. Ini infrastruktur strategis yang akan memperkuat ketahanan pangan nasional dari sektor kelautan,” ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kukar, Muslik, saat meninjau lokasi pada Sabtu, 5 April 2025.
Dalam bayangan Muslik dan jajarannya, fasilitas ini akan menjadi tulang punggung distribusi benur di wilayah utara Kukar dan sekitarnya, khususnya untuk memenuhi permintaan yang melonjak dari hotel, restoran, serta dapur institusi pemerintahan di IKN. Dengan jarak distribusi yang dekat dan kendali kualitas sejak dari hulu, Kukar diyakini akan tampil sebagai penyuplai utama benih unggul secara efisien dan kompetitif.
Tidak hanya berorientasi pada produksi, hatchery ini juga dirancang sebagai pusat pelatihan dan transfer teknologi bagi para nelayan dan pembudidaya lokal. DKP Kukar ingin memastikan bahwa pelaku usaha perikanan di daerah mampu mengikuti standar kualitas dan keberlanjutan yang dituntut pasar IKN.
“Dari sisi kualitas, kuantitas, hingga keberlanjutan lingkungan, pelatihan ini akan jadi kunci agar benur dari Kukar benar-benar unggul dan berdaya saing,” tambah Muslik.
Langkah ini juga membuka peluang besar untuk kemitraan dengan sektor swasta—mulai dari distribusi benih, logistik, pakan, hingga jasa teknis. Dengan begitu, hatchery ini tak hanya menjadi pusat produksi, melainkan juga pengungkit ekonomi pesisir secara luas.
Melalui proyek ini, Kukar membuktikan dirinya bukan sekadar penonton dalam transformasi Kalimantan Timur menuju masa depan. Ia hadir sebagai aktor utama yang menyokong kebutuhan dasar IKN: pangan laut yang berkualitas dan berkelanjutan. (adv)