Bravo 13
Hari Bumi 2025: Lubang Tambang Samarinda, Simbol Ketidakpedulian Industri dan PemerintahDi Hari Bumi 2025, XR Kaltim Bunga Terung mengecam kelalaian pemerintah dan industri tambang, dengan lubang tambang Samarinda jadi simbol ketidakadilan.
Oleh Handoko2025-04-23 23:00:00
Hari Bumi 2025: Lubang Tambang Samarinda, Simbol Ketidakpedulian Industri dan Pemerintah
Para aktivis dari XR Kaltim Bunga Terung, IMAPA UNMUL, dan MAPALA UMKT mengadakan aksi peringatan Hari Bumi 2025 di tepi lubang bekas tambang di Samarinda.

BRAVO13.ID, Samarinda – Sejak 2001, lubang bekas tambang yang dibiarkan terbuka telah merenggut nyawa sedikitnya 51 orang di Samarinda, dengan mayoritas korban adalah anak-anak. Itu hanya sebagian dari cerita tragis yang terus berulang akibat kelalaian perusahaan tambang yang tidak menjalankan tanggung jawab mereka untuk reklamasi lahan. Meskipun janji-janji perbaikan selalu terdengar, kenyataannya, bencana ekologis ini terus menambah daftar panjang penderitaan yang dialami oleh masyarakat. Inilah kenyataan yang dihadapi oleh masyarakat Samarinda pada peringatan Hari Bumi 2025 ini.

Hari Bumi tahun ini hadir dengan tema "Our Power, Our Planet," mengingatkan kita akan pentingnya peran kita bersama dalam menjaga planet ini. Namun, bagi masyarakat yang tinggal di kawasan bekas tambang, tema tersebut terasa semakin jauh dari kenyataan. Di Kelurahan Makroman, Kecamatan Sambutan, yang sebelumnya menjadi lumbung pangan kota, sawah yang dulu hijau kini terganggu oleh air yang membawa lumpur tambang, dan saat musim kemarau tiba, mereka harus mengandalkan air dari lubang bekas tambang untuk menyiram lahan mereka. Ironi yang pahit, karena lubang yang seharusnya direklamasi menjadi sumber daya yang justru mengancam keselamatan dan keberlanjutan hidup mereka.

Perusahaan tambang yang mengeruk kekayaan alam Kalimantan Timur dan pemerintah yang seharusnya mengawasi, telah gagal memenuhi kewajiban mereka. Lubang-lubang bekas tambang yang tidak ditutup atau direklamasi dengan baik kini menjadi sarang bagi habitat buaya yang berbahaya bagi penduduk setempat. Ketidakpedulian ini bukan hanya merusak lingkungan, tetapi juga merenggut hak-hak warga yang seharusnya terlindungi. "Lubang tambang ini bukan hanya sekadar lubang di tanah, ia adalah simbol dari ketidakadilan, ketidakpedulian, dan kebohongan besar industri ekstraktif," ujar perwakilan XR Kaltim Bunga Terung, menggambarkan dengan tajam betapa industri tambang dan pemerintah seringkali mengabaikan kehidupan masyarakat demi keuntungan ekonomi.

Setiap tahun, masyarakat mendengar janji-janji perbaikan dari pemerintah dan perusahaan tambang, yang konon telah mengalokasikan dana besar untuk pemulihan lingkungan. Namun, kenyataannya, langkah-langkah tersebut hanya sebatas formalitas tanpa dampak nyata. Janji reklamasi yang tidak pernah tuntas, serta pengabaian terhadap keselamatan lingkungan dan masyarakat, semakin memperlihatkan bahwa kepentingan bisnis lebih diutamakan daripada keselamatan jiwa dan keberlanjutan ekosistem.

Hari Bumi 2025 bukanlah momen untuk hanya mengenang kerusakan yang terjadi, melainkan sebuah ajakan untuk bertindak nyata. XR Kaltim Bunga Terung, IMAPA UNMUL, dan MAPALA UMKT mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu menuntut tindakan nyata dari pemerintah dan perusahaan tambang. Mereka mendesak penutupan seluruh lubang tambang terbuka, pengawasan ketat terhadap reklamasi, penghentian izin tambang baru di kawasan rawan bencana ekologis, dan peningkatan kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat.

Jika tidak ada tindakan konkret yang diambil, tragedi ini akan terus berulang. Nyawa akan terus melayang, dan kerusakan ekosistem akan semakin parah. XR Kaltim Bunga Terung menegaskan, "Hari Bumi bukan hanya tentang peringatan, ini adalah perjuangan. Saatnya berhenti berbohong dan mulai bertanggung jawab." Inilah kesempatan kita untuk mengubah narasi dari sekadar refleksi menjadi aksi nyata. Jangan biarkan Samarinda terus menjadi saksi bisu dari tragedi yang tak teratasi. Saatnya bertindak! (*)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait