BRAVO13.ID, Samarinda – Di pedalaman Kalimantan, harga kebutuhan pokok seperti beras bisa melonjak hingga dua kali lipat dari harga pasar. Di Mahakam Ulu dan sebagian wilayah Malinau, Kalimantan Utara, warga harus mengandalkan jalur sungai yang panjang dan mahal untuk sekadar membeli sembako. Realitas inilah yang melatarbelakangi digelarnya Rapat Pembahasan Ruas Jalan Long Bagun (seberang) – Long Boh (batas Kaltara) di Kantor Gubernur Kalimantan Timur, Rabu (16/4/2025).
Pertemuan strategis itu dihadiri berbagai pihak, termasuk unsur Pemerintah Provinsi Kaltim, jajaran TNI, serta perusahaan swasta pemegang konsesi kawasan yang akan dilintasi proyek jalan. Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu, yang diwakili oleh Plt. Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Wenefrida Kayang, turut menyuarakan dukungan penuh terhadap rencana besar ini.
“Kami sangat mengapresiasi inisiatif ini, terutama karena melibatkan TNI melalui TMMD dan Disipur. Ini bukan hanya proyek infrastruktur, ini adalah bukti bahwa Mahulu tidak dilupakan,” ujar Wenefrida.
Rencana pembangunan jalan ini bukan sekadar membuka akses fisik, tetapi juga membuka peluang ekonomi, menurunkan biaya logistik, dan yang terpenting, meringankan beban warga. Selama ini, keterbatasan akses darat membuat distribusi barang menjadi tantangan besar dan memicu harga melambung tinggi.
Rapat yang dipimpin oleh Kepala Dinas PUPR Provinsi Kaltim, Dr. A.M. Fitra Firnanda, juga membahas beberapa poin krusial. Di antaranya adalah status kawasan hutan dan hak guna usaha (HGU) milik PT Sumalindo Lestari Jaya, kesiapan teknis perusahaan untuk mendukung pembukaan jalan, hingga substansi kerja sama antar lembaga dan jadwal pelaksanaan konstruksi.
Perwakilan dari TNI, seperti Kepala Staf Korem 091/ASN dan Asisten Teritorial Kodam VI/Mulawarman, juga hadir untuk membahas sinergi teknis melalui program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD). Hadir pula perwakilan dari Dinas PUPR Mahulu yang akan menjadi mitra penting dalam koordinasi lapangan.
Dengan sinergi antara pemerintah, TNI, dan perusahaan pemegang lahan, proyek ini ditargetkan bisa mulai berjalan dalam waktu dekat. Pembangunan jalan Long Bagun–Long Boh diharapkan menjadi momentum awal pemerataan pembangunan di wilayah paling hulu Kalimantan Timur.
Di tengah tantangan medan yang berat dan kondisi geografis yang ekstrem, harapan baru mulai tumbuh bagi warga Mahulu dan Malinau. Pembangunan jalan ini bukan hanya akan menyatukan dua wilayah administratif, tetapi juga membuka gerbang baru menuju harga kebutuhan pokok yang lebih terjangkau, pelayanan publik yang lebih baik, dan ekonomi lokal yang lebih bergairah. Sebuah langkah panjang menuju keadilan ruang yang selama ini dinantikan. (adv)