Bravo 13
Ketua TP PKK Mahulu Minta Kunjungan dan Pelatihan Lebih Banyak dari ProvinsiDari pelosok Mahulu, suara perempuan menggema di Samarinda: mereka butuh perhatian nyata, bukan sekadar seremoni dan kunjungan singkat.
Oleh Handoko2025-03-10 14:09:00
Ketua TP PKK Mahulu Minta Kunjungan dan Pelatihan Lebih Banyak dari Provinsi
Ketua TP PKK Kaltim yang baru, Hj. Sarifah Suraidah Rudy, menerima selempang jabatan dalam prosesi serah terima dari pejabat sebelumnya, Jumat (7/3/2025), di Samarinda. (Foto: Pemkab Mahulu)

BRAVO13.ID, Samarinda - Di Mahakam Ulu, kabupaten termuda di Kalimantan Timur, perjuangan perempuan bukan sekadar soal emansipasi, melainkan pertaruhan atas akses dasar yang belum merata. Di tengah keterbatasan sinyal, jalan rusak, dan perahu yang menjadi satu-satunya moda ke ibu kota kabupaten, para perempuan tetap bergerak—mendirikan posyandu, menganyam rotan, hingga mendidik anak-anak di pelosok kampung. Dan dari panggung acara pisah sambut TP PKK dan Dekranasda Provinsi Kaltim, suara itu menggema: jangan lupakan kami.

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Mahakam Ulu, Yovita Bulan Bonifasius, menyuarakan harapan yang dalam pada Jumat, 7 Maret 2025, dalam acara pisah sambut Ketua TP PKK Kaltim yang digelar hangat di Samarinda. Di hadapan Ketua TP PKK Kaltim yang baru, Hj. Sarifah Suraidah Rudy, Yovita tidak hanya menyampaikan ucapan selamat, tetapi juga membawa suara dari perbatasan.

“Kami adalah kabupaten termuda, dengan medan yang tak mudah dijangkau. Tapi semangat kami untuk maju tidak kalah,” ujar Yovita penuh keyakinan.

Ucapan itu lahir dari pengalaman panjang menghadapi keterbatasan. Mahulu adalah daerah dengan lima kecamatan yang hampir seluruhnya hanya bisa diakses melalui jalur sungai. Program pemberdayaan perempuan, jika datang pun, seringkali hanya menjangkau satu-dua titik.

Dalam sambutannya, Yovita menyampaikan rasa terima kasih kepada dr. Yulia Zubir Malik, istri Pj Gubernur sebelumnya, yang dianggap telah memberikan teladan dan semangat dalam masa transisi. “Beliau memberi banyak pelajaran. Meski akses ke Mahulu tidak mudah, beliau tetap mendukung agar kami tak menyerah dalam memberdayakan keluarga dan perempuan,” kata Yovita, mengenang kunjungan dan komunikasi yang terbangun meski terbatas.

Namun, Yovita tidak menutupi bahwa perjuangan masih panjang. Ia menekankan perlunya kunjungan langsung, pelatihan terprogram, dan penyuluhan berkelanjutan dari provinsi. “Kami ingin lebih banyak penyuluhan, kunjungan langsung ke kampung-kampung, dan perhatian yang nyata,” ujarnya lantang.

Serah terima jabatan hari itu menandai awal dari babak baru organisasi pemberdayaan perempuan di Kaltim. Tapi di Mahulu, babak itu hanya akan berarti jika benar-benar terasa hingga ke pinggir-pinggir sungai, ke kampung-kampung yang masih menunggu jaringan listrik stabil dan akses jalan permanen.

Yovita menegaskan, perempuan Mahakam Ulu bukan menuntut belas kasihan, tapi mitra sejajar dalam pembangunan. Dari ibu rumah tangga hingga pengrajin anyaman, dari kader posyandu hingga guru PAUD, semua siap bergerak. "Asal kami tidak dilupakan," ucapnya menutup. Sebuah kalimat sederhana, namun menggema kuat dari wilayah yang selama ini terlalu sering disebut sebagai ‘terpencil’, namun justru menyimpan semangat paling murni tentang kemajuan: yang dibangun dari akar rumput. (adv)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait