Bravo 13
Laporan OPD Minim Dokumentasi, Wabup Mahulu Minta Disiplin PengarsipanKetika data seharusnya mudah diakses di era digital, Pemkab Mahulu justru kesulitan mencari arsip karena buruknya dokumentasi OPD.
Oleh Handoko2025-03-10 13:57:00
Laporan OPD Minim Dokumentasi, Wabup Mahulu Minta Disiplin Pengarsipan
Wakil Bupati Mahakam Ulu, Drs. Yohanes Avun, M.Si., bersama para peserta Rapat Koordinasi Penyusunan LPPD dan LKPJ Pemkab Mahulu Tahun 2025, berfoto bersama usai sesi pembukaan kegiatan yang digelar di Hotel Aston Samarinda, Jumat (7/3/2025). (Foto: Pemkab Mahulu)

BRAVO13.ID, Samarinda - Di tengah kemajuan teknologi yang memungkinkan data diakses dalam hitungan detik, Mahakam Ulu justru tersandung persoalan mendasar: sulitnya mencari data yang seharusnya tersedia. Seolah terjebak di masa lalu, birokrasi belum sepenuhnya lepas dari kebiasaan menunda dokumentasi.
Kondisi tersebut menjadi sorotan tajam Wakil Bupati Mahakam Ulu, Drs. Yohanes Avun, M.Si., saat memimpin Rapat Koordinasi Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) dan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ), yang digelar Jumat (7/3/2025) di Hotel Aston Samarinda.

“Ketika kita butuh data, kita kesulitan mencarinya. Padahal seharusnya itu bisa dikerjakan dan diarsipkan setiap hari,” keluh Yohanes dengan nada prihatin.

Menurutnya, ini bukan hanya soal administrasi, tetapi menyangkut kredibilitas pemerintahan. Banyak pekerjaan lapangan telah dilakukan oleh OPD, namun luput dari laporan karena minimnya dokumentasi sejak awal. Akibatnya, capaian yang mestinya menjadi bukti kerja keras pemerintah justru tenggelam oleh kelalaian teknis.

“Kebiasaan menunda pengarsipan hingga menjelang tenggat waktu itu sudah harus ditinggalkan. Kepala OPD harus bisa memaksimalkan peran penyusunan program, tidak hanya menyelesaikan laporan karena diminta,” tegasnya.

Ia menekankan, pengarsipan bukanlah aktivitas administratif semata. Di baliknya, ada strategi jangka panjang untuk menciptakan birokrasi yang efisien, akuntabel, dan mendapat kepercayaan publik. Dokumentasi yang rapi memungkinkan pekerjaan ditelusuri, keberhasilan dipublikasikan, dan kekeliruan diperbaiki lebih dini.

“Kalau arsipnya baik, kita tidak perlu repot saat diminta data. Sekarang saatnya kita berubah. Jangan tunda lagi,” ujarnya menutup arahannya dengan tekanan kuat—seolah menggarisbawahi bahwa perubahan pola kerja ini bukan lagi pilihan, tapi sebuah keharusan.
Dalam dunia yang terus bergerak menuju otomatisasi dan efisiensi, Mahulu tidak bisa lagi berjalan dengan cara lama. Pembenahan birokrasi dimulai dari hal yang paling mendasar: kerapian dalam menyimpan jejak kerja. Karena tanpa data, kinerja sebesar apa pun bisa luput dari catatan sejarah. (adv)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait