BRAVO13.ID, Jakarta – Di tengah keterisolasian yang selama ini membelenggu Mahakam Ulu, harapan untuk membuka langit Mahulu kian nyata. Dengan akses darat dan sungai yang masih menjadi satu-satunya jalur utama keluar masuk daerah, pembangunan Bandar Udara Ujoh Bilang menjadi harapan besar yang tak bisa ditunda. Kamis (13/3/2025), langkah konkret kembali diambil: Pemkab Mahulu melakukan koordinasi lanjutan dengan Kementerian Perhubungan RI di Jakarta, menegaskan komitmen penuh untuk merealisasikan proyek vital ini.
Pertemuan strategis itu digelar di Ruang Rapat Amahai, Gedung Karya, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Sekretaris Daerah Mahulu, Dr. Stephanus Madang, memimpin langsung rombongan dari Mahulu dan berdiskusi intensif dengan Direktur Bandar Udara Dirjen Perhubungan Udara, Budhi Kurniawan Kresna. Fokus utama pembahasan adalah skema pembiayaan dan kelanjutan teknis pembangunan sisi darat dan sisi udara bandara.
“Pertemuan ini penting bagi kami untuk mendapat arahan lanjutan dan memastikan seluruh tahapan pembangunan berjalan sesuai regulasi,” ujar Sekda Stephanus, sembari mengungkapkan rasa terima kasih atas tanggapan positif terhadap surat permohonan yang diajukan Dishub Mahulu pada 4 Maret 2025.
Dalam pertemuan tersebut, Pemkab Mahulu memaparkan progres signifikan sejak keluarnya Keputusan Menteri Perhubungan No. 164 Tahun 2022 tentang penetapan lokasi Bandara Ujoh Bilang. Sertifikasi lahan telah dituntaskan, akses jalan telah dibuka, bahkan pengalihan alur sungai pun telah dikaji. Pada 2024, pematangan lahan dan pembangunan akses terus dikebut. Tahun ini, fokus berlanjut pada pengaspalan dan pembangunan terminal.
Namun, tantangan tak berhenti di situ. Sekda Mahulu menekankan pentingnya kepastian mengenai kewenangan pengelolaan sisi udara bandara. “Sebagian besar amanat dari Penlok sudah kami laksanakan. Kini, kami menunggu kejelasan lanjutan dari Dirjen untuk bisa bergerak lebih cepat,” katanya.
Pemerintah Mahulu menargetkan Bandara Ujoh Bilang bisa mulai beroperasi secara perintis pada 2025, meski masih terbatas. Harapannya, setelah semua standar keselamatan dan regulasi terpenuhi, operasional penuh dapat dimulai pada 2026.
“Kami tak ingin hanya menunggu. Kami ingin menyiapkan segala hal, mulai dari fasilitas listrik, terminal, hingga regulasi anggaran. Kami ingin Mahulu benar-benar terhubung dengan dunia luar,” tegas Sekda.
Pertemuan ini turut dihadiri perwakilan dari Pemprov Kaltim, jajaran Direktorat Perhubungan Udara, serta tim teknis dari Dishub Mahulu dan perangkat daerah terkait. Presentasi dari Dishub Mahulu menutup rangkaian acara, menunjukkan kesiapan daerah untuk melompat jauh.
Langkah Mahulu hari ini bukan sekadar soal membangun bandara. Ini tentang membuka akses, mempercepat pertumbuhan, dan memberi harapan bagi generasi yang akan datang. Bandara Ujoh Bilang bukan lagi mimpi, tetapi menjadi simbol transformasi Mahulu menuju konektivitas sejati. (adv)