Bravo 13
Di Depan Gubernur Baru Kaltim, Bupati Mahulu Tuntut Infrastruktur yang LayakUntuk menjangkau ibu kota kabupaten, warga Mahulu masih harus tempuh belasan jam lewat sungai atau jalan rusak yang nyaris tak layak.
Oleh Handoko2025-03-07 19:34:00
Di Depan Gubernur Baru Kaltim, Bupati Mahulu Tuntut Infrastruktur yang Layak
Bupati Mahulu, Dr. Bonifasius Belawan Geh, S.H., M.E., berjabat tangan dengan Gubernur Kaltim terpilih, Dr. H. Rudy Mas’ud, S.E., M.E., disaksikan Ketua TP PKK Mahulu, Yovita Bulan Bonifasius, pada acara Pisah Sambut Pj Gubernur dan Gubernur/Wakil Gubernur Kaltim di Gedung Olah Bebaya, Samarinda, Jumat (7/3/2025). (Foto: Pemkab Mahulu)

BRAVO13.ID, Samarinda - Ujoh Bilang tak pernah dekat. Dari titik mana pun di Kalimantan Timur, pusat pemerintahan Kabupaten Mahakam Ulu itu seakan berada di ujung peta, hanya bisa dijangkau lewat jalur sungai yang berliku atau jalan darat yang lebih mirip kubangan lumpur. Waktu tempuhnya bukan hitungan jam, melainkan hari. Bagi sebagian warga Mahulu, pergi ke ibu kota kabupaten sendiri bisa sama beratnya dengan menyeberangi pulau.

Di tengah isolasi geografis itu, Bupati Mahakam Ulu, Dr. Bonifasius Belawan Geh, memilih momen strategis untuk menyuarakan aspirasi daerahnya. Dalam acara pisah sambut Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur 2023–2025, Prof. Dr. Akmal Malik, dengan Gubernur dan Wakil Gubernur definitif 2025–2030, Dr. H. Rudy Mas’ud dan Ir. H. Seno Aji, yang digelar di Gedung Olah Bebaya, Samarinda, Jumat (7/3/2025), ia berbicara bukan sekadar sebagai kepala daerah, tapi sebagai wakil dari suara pedalaman.

Dengan nada penuh apresiasi, Bonifasius menggarisbawahi kepedulian Pj Gubernur Akmal Malik terhadap Mahulu. “Beliau sudah empat kali berkunjung ke Mahulu, salah satunya melalui jalur darat bersama gubernur terpilih. Itu bukan perjalanan mudah. Tapi bagi kami, itu adalah bentuk empati nyata,” ucapnya.

Namun pujian itu segera diikuti seruan yang lebih tegas. Bupati Bonifasius menekankan bahwa Mahulu bukan hanya wilayah terpencil, tapi juga wilayah perbatasan dan terluar. Kondisinya membutuhkan perhatian yang lebih dari sekadar seremonial. “Kami butuh percepatan pembangunan. Jalan-jalan kami rusak, bandara yang kami harapkan belum selesai, dan infrastruktur dasar lainnya pun masih jauh dari layak,” tegasnya lantang.

Ia juga menyambut baik program pendidikan gratis yang menjadi salah satu visi utama Gubernur Rudy Mas’ud dan Seno Aji. Namun, Bonifasius menekankan pentingnya realisasi hingga ke wilayah paling pelosok. “Pendidikan adalah kunci masa depan. Kami ingin Mahulu merasakan manfaatnya, bukan hanya mendengarnya lewat berita,” katanya dengan sorot mata yang menyiratkan harapan dalam-dalam.

Acara pisah sambut itu mungkin hanya satu dari sekian banyak agenda protokoler di tingkat provinsi. Namun bagi Mahakam Ulu, momen ini adalah jendela kecil untuk menyampaikan suara yang kerap terhalang jarak dan sinyal: suara tentang ketimpangan, tentang perjuangan, dan tentang mimpi agar pembangunan tak lagi terhenti di tengah hutan.

Suara Bonifasius bukan sekadar harapan, tapi gema dari ribuan langkah warga yang masih berjalan di atas tanah becek, menantikan jalan yang lebih baik, sekolah yang lebih layak, dan masa depan yang lebih terang. (adv)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait