BRAVO13.ID, Samarinda – Lima kali meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) bukan pencapaian mudah bagi kabupaten muda seperti Mahakam Ulu. Di balik angka-angka itu, ada kerja keras, pembinaan berkelanjutan, dan kemitraan erat dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Maka ketika tongkat estafet kepemimpinan di BPK Perwakilan Kalimantan Timur berpindah tangan, perhatian pun tak bisa dihindari.
Wakil Bupati Mahakam Ulu, Drs. Yohanes Avun, M.Si., secara langsung menghadiri Serah Terima Jabatan (Sertijab) Kepala BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur yang digelar di Auditorium Nusantara, Kantor Perwakilan BPK RI Kaltim, Jumat (7/3/2025). Acara ini menandai peralihan jabatan dari Agus Priyono kepada Mochhammad Suharyanto.
“Selama lebih dari dua tahun, Pak Agus tidak hanya hadir sebagai auditor, tapi juga sebagai pembina yang memberi dampak nyata bagi Mahulu. Lima kali WTP berturut-turut adalah buktinya,” ujar Yohanes dalam sambutannya penuh apresiasi.
Hadir dalam kesempatan tersebut sejumlah pejabat penting, di antaranya Ketua DPRD Mahulu Devung Paran, Inspektur Mahulu Budi Gunarjo Ompusunggu, serta Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim bersama Bupati/Walikota dan Ketua DPRD se-Kalimantan Timur.
Kepada Kepala BPK yang baru, Mochhammad Suharyanto, Wabup Mahulu menitipkan harapan besar: agar pembinaan dan pendampingan terhadap daerah-daerah di pedalaman seperti Mahulu tidak surut, terutama dalam hal pengelolaan keuangan yang akuntabel dan transparan.
“Kami sadar masih ada temuan yang muncul tiap tahunnya. Harapannya, dengan arahan dan bimbingan yang konsisten, hal ini bisa diminimalisir di masa depan,” tegas Yohanes.
Acara ini turut disaksikan langsung oleh Gubernur Kalimantan Timur, Dr. H. Rudy Mas’ud, S.E., M.E., yang juga memberikan dukungan terhadap kelanjutan peran strategis BPK dalam mendorong tata kelola pemerintahan yang bersih.
Bagi Mahulu, menjaga capaian WTP bukan sekadar formalitas laporan tahunan. Itu adalah wujud dari komitmen terhadap amanah rakyat. Dan dalam perjalanan itu, sinergi dengan lembaga seperti BPK menjadi bahan bakar penting. Maka, kehadiran pemimpin baru bukan hanya seremoni, tapi babak baru untuk menjaga kepercayaan publik tetap menyala. (adv)