BRAVO13.ID, Loa Kulu - Derasnya hujan yang mengguyur Kutai Kartanegara selama sepekan terakhir tak hanya membawa luapan sungai, tetapi juga kekhawatiran dan duka mendalam bagi ratusan keluarga di Kecamatan Loa Kulu. Di tengah genangan yang menyergap rumah dan memutus akses, hadir secercah cahaya dari PT Multi Harapan Utama (MHU), anak perusahaan dari MMS Group Indonesia (MMSGI), yang bergerak cepat menyalurkan bantuan darurat bagi warga terdampak.
Sebanyak 492 kepala keluarga di lima desa terdampak menjadi penerima bantuan yang diberikan secara bertahap, meliputi Desa Sungai Payang (92 KK), Lung Anai (30 KK), Jembayan Dalam (170 KK), Jembayan Tengah (80 KK), dan Jembayan Induk (120 KK). Bantuan yang disalurkan berupa kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan di tengah kondisi darurat: beras, minyak goreng, gula, mi instan, kopi, teh, telur, hingga sarden. Tak hanya itu, MHU juga menurunkan Tim Tanggap Darurat untuk membantu proses evakuasi bersama mitra kerja dan aparat setempat.
Kepala Teknik Tambang (KTT) MHU, Aris Subagyo, menegaskan komitmen perusahaan untuk selalu menjadi bagian dari solusi dalam situasi krisis. “Kami berkomitmen untuk selalu hadir dan menjadi bagian dari solusi di tengah masyarakat, terlebih saat mereka menghadapi masa-masa sulit. Semoga bantuan ini dapat meringankan beban warga dan memberi harapan baru untuk bangkit bersama,” ujarnya penuh empati.
Camat Loa Kulu, H. Adriansyah, S.H., mengapresiasi respons cepat dari MHU. Ia menyebut bantuan tersebut sangat membantu masyarakat dalam proses pemulihan awal pascabanjir. Ucapan serupa datang dari Lukas Nay, Kepala Desa Lung Anai, yang menyampaikan bahwa bantuan tak hanya membantu secara fisik, tetapi juga memberi kekuatan moral bagi warganya.
Bencana banjir yang melanda wilayah ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan meluapnya aliran sungai, menjadikan rumah-rumah warga tergenang dan aktivitas lumpuh. Namun di tengah derita tersebut, kepedulian dan aksi cepat seperti yang dilakukan oleh MHU menjadi pengingat bahwa solidaritas tetap hidup, bahkan di tengah genangan air.
Saat air perlahan surut, semangat gotong royong dan kebersamaan justru mengalir lebih deras—menguatkan tekad untuk bangkit, membangun kembali, dan menjaga harapan tetap menyala. (*)