Bravo 13
Prabowo dan Erdogan Sepakati Aliansi Strategis: Jet Tempur, Kapal Selam, hingga EnergiDi Ankara, Presiden Prabowo menyusun kemitraan strategis dengan Turki, dari pengembangan jet tempur hingga undangan investasi besar.
Oleh Handoko2025-04-11 08:25:00
Prabowo dan Erdogan Sepakati Aliansi Strategis: Jet Tempur, Kapal Selam, hingga Energi
Prabowo Sepakati Proyek Strategis dengan Erdogan, dari Jet Tempur hingga Baterai.

BRAVO13.ID, Samarinda - Di bawah langit Ankara yang dingin namun bersahabat, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto berdiri sejajar dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Keduanya baru saja menandatangani serangkaian kesepakatan yang mencerminkan babak baru dalam hubungan bilateral dua negara dengan sejarah panjang dan kedekatan emosional. Fokus utama dari kunjungan ini bukan sekadar diplomasi formal, tetapi membangun fondasi nyata kerja sama strategis, terutama di sektor pertahanan dan ekonomi.

“Kita juga memiliki kesepakatan untuk membuat joint venture yang penting antara perusahaan pertahanan strategis di antara dua negara kita,” ujar Prabowo dalam konferensi pers bersama Erdogan, Kamis (10/4/2025).

Salah satu agenda utama dalam kemitraan ini adalah keinginan Indonesia untuk turut serta dalam pengembangan jet tempur generasi kelima, KAM, serta kolaborasi dalam produksi kapal selam bersama industri pertahanan Turki. Inisiatif ini dinilai sebagai langkah penting menuju kemandirian pertahanan Indonesia di masa depan.

Namun kerja sama tak berhenti di ranah militer. Prabowo juga menyoroti pentingnya memperkuat hubungan ekonomi melalui penyelesaian perjanjian investasi bilateral. Ia mengundang perusahaan-perusahaan Turki untuk turut ambil bagian dalam proyek-proyek strategis Indonesia, mulai dari pengembangan industri baterai, energi terbarukan, industri tekstil kelas atas, hingga infrastruktur energi.

“Saya terbuka agar Turki ikut dalam pembangunan infrastruktur energi di Indonesia, juga perusahaan-perusahaan konstruksi Turki, kita berharap terus ikut serta dalam pembangunan Indonesia,” ujarnya.

Dalam lawatannya, Prabowo juga diberi kehormatan untuk menyampaikan pidato di hadapan Majelis Agung Nasional Turki. Dengan nada rendah hati, ia mengakui bahwa ini adalah pidato pertamanya sebagai Presiden RI di parlemen negara lain—momen yang baginya penuh makna dan emosi.

“Saya ingin menyampaikan bahwa ini adalah pidato pertama saya sebagai Presiden RI di depan parlemen di luar Indonesia. Jadi saya mengakui bahwa saya agak grogi,” ucapnya jujur, memancing senyum hangat dari para anggota parlemen.

Namun isi pidatonya jauh dari sekadar formalitas diplomatik. Ia menyentuh akar sejarah hubungan Indonesia-Turki yang telah terjalin sejak masa kekaisaran Ottoman. Prabowo mengingatkan bahwa ketika kesultanan-kesultanan di Nusantara mengalami tekanan dari kekuatan kolonial barat, Kekaisaran Ottoman hadir mengulurkan tangan—dengan senjata, prajurit, dan penasihat.

“Sampai hari ini tiap saya mengunjungi daerah-daerah sebagai politisi saya berkampanye. Saya ke Sumatera, saya ke Aceh, saya ke Deli Serdang, mereka cerita bahwa dulu kakek mereka dilatih, dibantu oleh perwira-perwira, prajurit dari kekaisaran Ottoman. Sampai hari ini masih diceritakan rakyat Indonesia,” tutur Prabowo dengan nada personal.

Bagi Prabowo, Turki bukan sekadar mitra strategis. Ia menyebut tanah Anatolia sebagai tempat yang menyentuh hatinya secara pribadi—tempat dengan sejarah, semangat perjuangan, dan peradaban yang dihormati rakyat Indonesia.

Kunjungan ini, menurutnya, bukan hanya diplomatik. “Bagi saya ini adalah sebuah momen pribadi. Saya datang ke Turki tidak hanya sebagai Presiden RI, tapi sebagai seorang sahabat, seorang saudara,” tegasnya.

Dengan semangat itu pula, Indonesia dan Turki tampaknya tengah menata ulang jalinan sejarah menjadi langkah konkret menuju masa depan. Masa depan yang diwarnai kolaborasi strategis, solidaritas antarkebudayaan, dan cita-cita bersama untuk dunia yang lebih kuat, damai, dan berdaulat. (*)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait
Tag Terkait