BRAVO13.ID, Samarinda - Suasana Lebaran membawa kehangatan di antara dua tokoh penting republik ini—Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Pertemuan keduanya di momen Idulfitri awal April 2025 lalu menimbulkan spekulasi liar. Apakah ini sinyal PDIP bersiap masuk ke dalam barisan pemerintahan?
Namun, di balik jabat tangan dan senyuman yang tersebar di berbagai kanal media, sikap politik partai berlambang banteng tersebut ternyata masih tetap: berada di luar lingkar kekuasaan.
"Posisi PDI Perjuangan sampai saat ini masih ada di luar pemerintahan. Pertemuan Ibu Megawati dan Pak Prabowo juga tidak membahas hal itu," tegas Guntur Romli, juru bicara PDIP, saat dikonfirmasi pada Kamis, 10 April 2025.
Guntur menegaskan, jika pun ada perubahan arah politik, hal itu tidak akan diputuskan secara sepihak. PDIP akan menunggu momentum internal yang lebih formal dan demokratis. "Perubahan posisi PDI Perjuangan, kalau ada, akan ditentukan di kongres," ujarnya.
Sementara itu, dari kubu Partai Gerindra, Sekjen Ahmad Muzani mengungkap isi obrolan dalam pertemuan Megawati dan Prabowo. Menurutnya, tidak ada pembicaraan spesifik tentang koalisi. Justru, yang muncul adalah harapan dan doa dari Megawati agar masa kepemimpinan Prabowo berjalan baik dan membawa manfaat bagi rakyat.
"Ibu Mega mengharapkan agar masa kepresidenan Pak Prabowo yang telah dilantik pada 20 Oktober 2024 bisa efektif, untuk kebaikan dan kesejahteraan rakyat," kata Muzani di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu, 9 April.
Namun ia juga memastikan, belum ada sinyal bahwa PDIP akan merapat ke pemerintahan. Menurut Muzani, meski hubungan antar tokoh tetap terjaga, posisi politik PDIP tidak berubah.
"Kalau dianggap perlu, silakan menggunakan PDI sebagai instrumen yang bisa memperkuat pemerintahan, tapi tidak dalam posisi koalisi," katanya.
Dari sisi partai-partai koalisi, sinyal pertemuan itu disambut positif, meski mereka menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Prabowo terkait kemungkinan bergabungnya PDIP.
Sekjen Partai Golkar, Sarmuji, melihat pertemuan tersebut sebagai angin segar. “Setiap silaturahmi akan memberikan energi positif. Silaturahmi elite akan membawa keteduhan dan keharmonisan di masyarakat,” ujarnya.
Sementara Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid, juga mengapresiasi langkah Prabowo yang berlebaran ke rumah Megawati. "Ini menunjukkan bahwa memang Pak Prabowo tidak ada masalah dengan Ibu Mega," kata Jazilul, yang juga menilai momen tersebut mencerminkan nilai gotong royong demi kepentingan bangsa.
Namun demikian, di balik apresiasi dan narasi persatuan itu, sikap PDIP masih belum berubah. Partai yang pernah dua periode menjadi penguasa itu kini menegaskan langkahnya sebagai penyeimbang. Perjalanan politik pasca-Pemilu 2024 pun tampaknya masih akan menyisakan banyak teka-teki di balik silaturahmi. (*)