Bravo 13
Empat Tahun GEMA Mengakar di Kukar, Harapan Bupati Edi: Tiada Hari Tanpa Al-Qur’anLantunan ayat suci menggema di halaman kantor bupati, menandai tahun keempat Gerakan Etam Mengaji yang terus tumbuh di Kukar.
Oleh Handoko2025-03-17 19:29:00
Empat Tahun GEMA Mengakar di Kukar, Harapan Bupati Edi: Tiada Hari Tanpa Al-Qur’an
Edi Damansyah (kedua kiri) mengikuti pembacaan Al-Qur’an dalam rangka Gerakan Etam Mengaji Al-Qur’an (GEMA) yang digelar di Halaman Kantor Bupati Kukar, Senin (17/3/2025). (Kontributor Bravo13.id)

BRAVO13.ID, Tenggarong - Saat matahari pagi menyinari halaman Kantor Bupati Kutai Kartanegara, lantunan ayat-ayat suci menggema dari ratusan suara anak-anak. Mereka adalah siswa-siswi SD dan SMP yang datang bukan hanya untuk membaca, tetapi juga untuk menghidupkan satu harapan: menjadikan Al-Qur’an sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Tepat di hari ke-17 Ramadan 1446 Hijriah, Senin (17/3), Gerakan Etam Mengaji Al-Qur’an (GEMA) kembali digelar, memasuki tahun keempat pelaksanaannya. Sejak diluncurkan pada 2021, program yang telah menjadi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2021 ini terus meluas jangkauannya—tak hanya di sekolah-sekolah, tapi juga di masjid dan instansi pemerintahan.

Bupati Kukar, Edi Damansyah, hadir langsung membuka kegiatan ini. Dalam sambutannya, ia tak sekadar menegaskan komitmen pemerintah, tapi juga menyuarakan keinginan mendalam agar membaca dan mengamalkan Al-Qur’an menjadi budaya kolektif masyarakat Kukar.

“Semoga kegiatan ini mendorong kita semua untuk konsisten menghidupkan Gerakan Etam Mengaji. Bukan hanya di bulan Ramadan, tapi menjadi kebiasaan harian,” ujar Edi.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar menjadi pengampu utama pelaksanaan GEMA. Namun, Edi menegaskan bahwa program ini adalah tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, ia mendorong agar setiap organisasi perangkat daerah (OPD), masjid, dan lingkungan keluarga turut aktif menyemarakkan semangat mengaji.

Lebih dari sekadar rutinitas membaca, GEMA diharapkan bisa melahirkan generasi Qur’ani—yakni anak-anak dan remaja yang tidak hanya lancar membaca, tapi juga menghayati dan menjalankan nilai-nilai Al-Qur’an dalam keseharian.

“Kalau ini bisa kita laksanakan dengan istiqomah, Insya Allah gerakan bersama ini akan melahirkan generasi yang Qur’ani dan membawa kemajuan bagi Kutai Kartanegara di masa depan,” tutup Edi dengan suara penuh harap.

Empat tahun bukan waktu singkat, namun tantangan masih panjang. Di tengah arus zaman yang cepat dan deras, GEMA adalah upaya Kukar untuk memastikan bahwa suara Al-Qur’an tetap bergema—bukan hanya di masjid atau mimbar, tetapi juga dalam sikap, pilihan hidup, dan hati setiap warganya. (adv)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait