
BRAVO13.ID, Tenggarong – Di sebuah warung kecil di Tenggarong Seberang, seorang ibu rumah tangga terlihat menunda membeli beras dan hanya membawa pulang setengah liter minyak goreng. Harga beras yang kini menembus Rp15 ribu per kilogram dan kenaikan sejumlah bahan pokok lainnya telah memaksa banyak keluarga di Kutai Kartanegara menghitung ulang kebutuhan harian mereka.
Fenomena ini menjadi sinyal yang tak bisa diabaikan. Maka, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) bergerak cepat dengan menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) selama dua hari, Selasa (11/3) hingga Rabu (12/3), yang dipusatkan di halaman Masjid Agung Sultan Aji Muhammad Sulaiman Tenggarong. Program ini diharapkan menjadi solusi sementara untuk menekan inflasi dan menjaga daya beli masyarakat.
Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono, yang membuka langsung kegiatan tersebut, menyampaikan bahwa GPM merupakan bagian dari strategi jangka pendek untuk mengatasi tekanan harga sekaligus memperbaiki sistem distribusi pangan daerah.
"Melalui GPM, kami mencoba menghadirkan pangan murah di tengah masyarakat yang sedang menghadapi tantangan ekonomi. Persoalannya bukan hanya harga, tapi bagaimana pangan bisa sampai ke semua lapisan masyarakat secara merata," ujar Sunggono.
GPM melibatkan lintas sektor—dari Perum Bulog, PT Rajawali Nusindo, kelompok tani, peternak, UMKM pangan, hingga Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Kolaborasi ini memungkinkan warga memperoleh bahan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, telur ayam, cabai, bawang, ikan, dan sayuran dengan harga yang jauh lebih terjangkau dibandingkan di pasar umum.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari kerja terintegrasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kukar yang terus memantau pergerakan harga serta melakukan mitigasi atas gejolak pasar. Pemerintah berharap, langkah ini bisa sedikit meringankan beban masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya stabil.
“Kami ingin kehadiran pemerintah benar-benar dirasakan, bukan hanya lewat kebijakan di atas kertas, tapi lewat tindakan nyata di lapangan,” tambah Sunggono.
Gerakan Pangan Murah bukan sekadar soal harga yang ditekan, tetapi soal keadilan akses terhadap kebutuhan dasar. Di tengah tekanan ekonomi yang menghimpit, kehadiran negara dalam bentuk tenda-tenda pangan murah di ruang publik seperti ini menjadi bukti bahwa pemerintah bisa hadir tidak hanya sebagai regulator, tetapi juga sebagai penguat daya tahan rakyatnya. (adv)