
BRAVO13.ID, Tenggarong — Hanya Rp12 juta. Itulah sisa anggaran yang dimiliki warga Kelurahan Maluhu untuk menggelar Festival Ramadan 2025. Jumlah yang jauh dari ideal untuk sebuah kegiatan keagamaan yang melibatkan puluhan anak, pemuda, dan pelaku UMKM. Tapi di tengah keterbatasan itulah, semangat warga justru menyala paling terang.
Di malam pembukaan, Kamis 6 Maret 2025, langit Maluhu diterangi cahaya lampu tenda, suara salawat, dan gemuruh tepuk tangan warga. Festival Ramadan Ke-5 resmi dimulai, dibuka oleh Sekda Kukar, Sunggono, sebagai simbol bahwa Ramadan di Maluhu bukan hanya soal ibadah, tetapi juga tentang harapan.
Lurah Maluhu, Tri Joko Kuncoro, tak bisa menyembunyikan kebanggaannya. Ia menyebut bahwa gotong royong masyarakat menjadi kunci keberhasilan acara ini, terutama saat tekanan efisiensi anggaran membuat semua pihak harus memutar otak.
“Kalau mengandalkan dana resmi, jujur saja, kegiatan ini bisa-bisa batal. Tapi warga kami luar biasa. Mereka turun tangan, masak makanan sendiri, urunan kebutuhan lomba, bahkan bantu merangkai dekorasi,” tutur Joko.
Festival Ramadan tahun ini mengangkat semangat pembinaan sejak dini. Anak-anak dilibatkan dalam berbagai lomba seperti adzan, hafalan surah, kaligrafi, cerdas cermat Islami, hingga habsyi dan grebek sahur. Semua lomba itu dirancang bukan sekadar kompetisi, melainkan bagian dari proses belajar mencintai nilai-nilai Islam.
“Ini ladang menanam iman. Kalau sejak kecil mereka terbiasa dekat dengan Al-Qur’an dan syiar Islam, kelak mereka tumbuh jadi generasi yang kuat akhlaknya,” kata Joko lagi.
Tak hanya anak-anak, pelaku UMKM juga turut meramaikan acara. Deretan stan makanan khas Ramadan menambah semarak malam-malam di Maluhu. Festival ini tak hanya mendidik, tapi juga menggerakkan ekonomi kecil yang jadi tulang punggung banyak keluarga.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari dukungan terhadap program Gerakan Etam Mengaji (GEMA) yang digagas Pemkab Kukar. Menurut Joko, penting bagi tiap individu—terutama aparatur pemerintahan—untuk memiliki dasar iman yang kuat agar mampu melayani masyarakat dengan hati dan kejujuran.
“Orang yang dekat dengan Al-Qur’an pasti lebih terarah hidupnya. Itu yang kami bangun di sini. Bukan sekadar acara tahunan, ini pondasi moral masyarakat,” tegas Joko dengan suara mantap.
Festival Ramadan Kelurahan Maluhu 2025 bukan tentang panggung besar atau dana melimpah. Ia adalah cerita tentang ketulusan warga, tentang bagaimana keterbatasan tak pernah menjadi alasan untuk berhenti memberi. Di bawah tenda sederhana dan lantai beralaskan tanah, tumbuh harapan baru dari setiap bacaan ayat suci, dari tiap salawat yang dilantunkan, dan dari semangat gotong royong yang tak ternilai harganya. (adv)