Bravo 13
Gelap di Palaran, Samri Tegur Pemkot Soal Ketimpangan Penerangan JalanWarga Palaran masih bergulat dengan jalanan gelap setiap malam. Di tengah geliat pembangunan kota, sisi pinggiran seakan terlupakan.
Oleh Handoko2025-03-18 23:47:00
Gelap di Palaran, Samri Tegur Pemkot Soal Ketimpangan Penerangan Jalan
Anggota DPRD Samarinda, Samri Shaputra. (Kontributor Bravo13.id)

BRAVO13.ID, Samarinda – Malam tiba lebih cepat di Palaran. Tanpa penerangan jalan yang memadai, warga harus ekstra hati-hati melintasi jalan-jalan utama yang gelap gulita. Di beberapa titik, bahkan anak-anak harus pulang sekolah lebih awal karena orang tua khawatir akan keselamatan mereka di perjalanan pulang. Kondisi ini menjadi sorotan tajam Anggota DPRD Samarinda, Samri Shaputra.

“Palaran ini bagian dari Samarinda, tapi seolah diperlakukan seperti wilayah yang jauh dari perhatian,” kata Samri dalam rapat bersama OPD terkait, Selasa (18/3/2025). Ia menyuarakan keluhan warga soal kurangnya Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) di kecamatan terluar ini, yang menurutnya sudah terlalu lama diabaikan.

Menurut Samri, keberadaan LPJU bukan sekadar fasilitas pelengkap, melainkan kebutuhan dasar yang berpengaruh langsung terhadap rasa aman, kenyamanan, hingga aktivitas ekonomi warga. Ia menyayangkan distribusi LPJU yang timpang, yang menurutnya masih banyak terpusat di wilayah tengah kota.

“Pemerintah Kota Samarinda mestinya menyusun prioritas pembangunan berdasarkan kebutuhan riil masyarakat, bukan hanya mengejar proyek-proyek prestise di pusat kota,” tegasnya.

Ia menyebut contoh pembangunan patung siluet di Simpang Mal Lembuswana, yang ia anggap tidak urgen. “Itu hanya hiasan. Sementara di Palaran, warga masih menyusuri jalanan gelap setiap malam,” kritik Samri.

Tak hanya soal LPJU, Samri juga menyinggung isu infrastruktur dasar lainnya seperti pengendalian banjir dan perbaikan jalan yang menurutnya tak kalah penting dan mendesak. Ia mengingatkan agar perencanaan pembangunan tidak hanya melihat dari atas meja, tetapi dimulai dari pemahaman lapangan.

“Turun ke daerah, lihat sendiri bagaimana kondisi masyarakat di pinggiran. Jangan tunggu laporan-laporan resmi dulu baru bergerak. Pembangunan harus hadir di tempat yang benar-benar membutuhkan,” pungkas Samri dengan nada serius.

Di tengah gegap gempita pembangunan kota, suara dari pinggiran seperti Palaran mengingatkan satu hal: pembangunan yang tidak merata adalah ketidakadilan yang nyata. (adv)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait