Bravo 13
DPRD Samarinda Soroti Keamanan Terowongan Gunung Manggah Jelang Uji Coba OperasionalSetiap pagi dan sore, kemacetan di Gunung Manggah menjadi rutinitas warga. Kini, harapan mengalir dari terowongan yang hampir rampung dibangun.
Oleh Handoko2025-03-14 16:14:00
DPRD Samarinda Soroti Keamanan Terowongan Gunung Manggah Jelang Uji Coba Operasional
Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar. (Kontributor Bravo13.id)

BRAVO13.ID, Samarinda – Setiap pagi dan sore, deretan kendaraan mengular di kawasan Gunung Manggah, Samarinda Ilir. Warga yang melintas kerap terjebak macet hingga puluhan menit, terutama saat jam sibuk. Namun, harapan untuk mengakhiri kemacetan panjang itu mulai terlihat nyata: sebuah terowongan sepanjang 690 meter yang menembus perbukitan Selili kini sudah mencapai tahap akhir pembangunan.

Per Februari 2025, progres pembangunan Terowongan Samarinda yang menghubungkan Jalan Sultan Alimuddin dan Jalan Kakap telah mencapai 87 persen. Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, menyebut proyek ini menjadi angin segar bagi warga kota. Ia berharap uji coba dapat segera dilakukan agar terowongan bisa dioperasikan dan mengurai kemacetan yang selama ini menjadi momok.

“Ini akan menjadi solusi nyata bagi kawasan padat seperti Gunung Manggah. Tapi kami juga tak ingin terburu-buru, keselamatan adalah yang utama,” kata Deni saat ditemui pada Jumat (14/3/2025).

Ia menegaskan bahwa pengujian menyeluruh harus dilakukan sebelum terowongan dibuka untuk publik. Pihaknya bahkan sedang menyusun jadwal inspeksi mendadak bersama tim teknis.

“Terowongan ini akan diuji oleh tim ahli dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) dan para konsultan konstruksi. Kami ingin semua standar kelayakan benar-benar terpenuhi,” ujarnya.

Menurut Deni, proses perizinan dari kementerian juga memerlukan waktu. Ia mengibaratkan dengan proses izin jembatan yang bisa memakan waktu hingga dua bulan karena harus melewati berbagai tahap teknis. Namun, optimisme tetap dijaga mengingat pengerjaan fisik proyek telah mendekati 90 persen, menyisakan pekerjaan pengecoran dan penyempurnaan akhir.

Proyek yang digarap dalam rentang kontrak 18 hingga 22 bulan ini menyedot anggaran sebesar Rp395,7 miliar. Terowongan tersebut didesain dengan lebar dan tinggi masing-masing 15 meter—cukup untuk menampung arus lalu lintas dua arah dengan lancar.

“Kalau semua berjalan sesuai rencana, maka warga Samarinda akan segera menikmati hasil pembangunan yang betul-betul dibutuhkan. Tapi kami tidak akan kompromi dengan aspek keselamatan,” tegas Deni.

Di tengah geliat pembangunan kota, terowongan ini bukan hanya proyek fisik semata, tapi juga simbol perubahan ritme kehidupan warga. Di balik beton dan baja yang dibangun, tersimpan harapan banyak orang untuk perjalanan yang lebih lancar, waktu yang lebih hemat, dan hidup yang lebih tenang. (adv)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait