
BRAVO13.ID, Samarinda – Di tengah aroma masakan Ramadan dan lantunan doa yang khusyuk, Ketua DPRD Kota Samarinda, Helmi Abdullah, membuka pintu rumah dinasnya—yang belum sepenuhnya rampung direnovasi—untuk menyambut masyarakat, rekan sejawat di DPRD, dan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dalam sebuah acara buka puasa bersama, Rabu (12/3/2025).
Ini bukan sekadar ajang berbagi takjil atau menyantap hidangan berbuka. Bagi Helmi, yang baru tiga bulan menjabat sebagai Ketua DPRD, momen ini adalah langkah pertama dalam membangun jembatan silaturahmi—bukan hanya antara legislatif dan eksekutif, tapi juga dengan masyarakat yang ia wakili.
“Rumah dinas ini belum sepenuhnya selesai direnovasi, tapi saya merasa tidak perlu menunggu semuanya sempurna untuk mulai menyapa dan membuka ruang kebersamaan,” kata Helmi, sambil tersenyum kepada para tamu yang duduk lesehan di halaman rumah jabatan di Jalan Siraj Salman.
Helmi menuturkan, bulan Ramadan memberi ruang istimewa untuk mempererat kerja sama lintas sektor dan memperkuat semangat gotong royong. Dalam suasana santai namun penuh makna, ia mengajak semua pihak untuk terus menjaga kedamaian, ketertiban, dan harmoni sosial di tengah dinamika perkotaan.
“Saya ingin ini menjadi awal dari rutinitas yang lebih manusiawi—di mana wakil rakyat tak hanya hadir di meja sidang, tapi juga duduk bersama masyarakat dalam suasana yang hangat dan setara,” tambahnya.
Acara tersebut menjadi lebih dari sekadar seremoni Ramadan. Ia menjelma menjadi ruang temu, ruang dengar, dan ruang rasa—di mana perbedaan dilebur dalam kebersamaan, dan rencana besar untuk Samarinda didiskusikan dengan semangat persaudaraan.
Menjelang magrib, ketika azan mulai berkumandang dan tangan-tangan menengadah dalam doa, Helmi menutup pertemuan dengan pesan mendalam: “Semoga puasa kita membawa berkah, dan semoga kebersamaan ini menjadi fondasi bagi kota yang lebih damai, lebih adil, dan lebih peduli.”
Dalam kebersahajaan acara itu, terpancar sebuah tekad: bahwa membangun Samarinda tak cukup hanya dengan kebijakan di atas kertas, tetapi juga dengan sapaan hangat, pelukan silaturahmi, dan makan bersama di atas tikar yang sama. (adv)