Bravo 13
Penggerebekan Judi Sabung Ayam Berujung Maut, Kapendam Ungkap Dugaan Setoran ke Polsek dan KoramilTiga polisi gugur saat menggerebek judi sabung ayam di Lampung. Di balik tragedi itu, tersingkap aliran uang ke oknum aparat selama setahun.
Oleh Handoko2025-03-20 16:15:00
Penggerebekan Judi Sabung Ayam Berujung Maut, Kapendam Ungkap Dugaan Setoran ke Polsek dan Koramil
Kapendam II/Sriwijaya, Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar, memberikan keterangan pers di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (20/3/2025). (Aji YK Putra/Kompas.com)

BRAVO13.ID, Lampung - Senin sore itu, di tengah sunyinya Kampung Karang Manik, Kabupaten Way Kanan, Lampung, suara tembakan memecah keheningan. Tiga polisi yang seharusnya menegakkan hukum justru kehilangan nyawa di tempat yang mereka coba bersihkan dari perjudian ilegal. Iptu Lusiyanto, Bripka Petrus Apriyanto, dan Bripda Ghalib Surya Ganta tewas saat melakukan penggerebekan di sebuah arena sabung ayam yang disebut-sebut telah beroperasi selama lebih dari setahun.

Namun, tragedi ini membuka tabir yang lebih kelam. Sabung ayam di lokasi tersebut bukan sekadar perjudian biasa. Ia adalah roda ekonomi ilegal yang berputar diam-diam, melibatkan banyak pihak, termasuk oknum aparat yang seharusnya menegakkan hukum. Dugaan ini diungkap langsung oleh Kapendam II/Sriwijaya, Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar.

"Sudah satu tahun, lho, bagi-bagi duit dari judi sabung ayam. Ada yang menerima uang, Polsek-Koramil, makan duit," ujar Eko di Palembang, Kamis (20/3/2025).

Pernyataan itu mempertegas adanya aliran uang dari bisnis ilegal ini ke sejumlah pihak. Eko menegaskan bahwa informasi ini diperoleh dari dua saksi yang kini dalam pemeriksaan Detasemen Polisi Militer (Denpom), yakni Peltu Lubis dan Kopka Basarsyah.

"Judi ada profit, ada penerima duit. Saksi menjelaskan ada setoran. Kalau saksi ngomong begitu, ya ada setoran, ada bagi-bagi," tambahnya.

Penegasan Eko memperlihatkan bagaimana praktik perjudian ini berjalan nyaris tanpa hambatan selama berbulan-bulan. Setoran uang disebut telah menjadi "harga diam" yang membuat arena sabung ayam terus beroperasi tanpa gangguan. Namun, ketika kepolisian akhirnya turun tangan, justru tiga anggotanya tewas di lapangan.

Kini, penyidik gabungan terus bergerak, mencoba menyingkap siapa saja yang terlibat dalam aliran uang haram ini. Kasus ini bukan lagi sekadar penggerebekan perjudian biasa, melainkan pertaruhan besar: apakah hukum benar-benar bisa berdiri tegak, atau justru tumbang di hadapan uang dan kepentingan?

Eko menegaskan bahwa penyelidikan akan terus berjalan, dan semua pihak yang terbukti terlibat harus bertanggung jawab.

"Duit dibagi ada, ya. Kita bukan bodoh-bodoh amatlah. Duit (judi) ada dibagi iya, duit ada setor iya. Kita tunggu saja siapa yang terlibat," tegasnya.

Tragedi di Kampung Karang Manik menjadi cerminan betapa sulitnya memberantas perjudian ketika ia telah menyusup ke dalam sistem. Tiga polisi telah gugur, meninggalkan pertanyaan besar: apakah nyawa mereka akan menjadi pengorbanan sia-sia, atau justru menjadi pemantik bagi penegakan hukum yang lebih bersih dan berani? (*)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait