BRAVO13.ID, Depok – Di balik setiap rupiah yang dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk pendidikan aparatur sipil negara (ASN), tersimpan harapan besar agar mereka kembali dengan ilmu yang bermanfaat bagi daerah. Namun, realitas di lapangan sering kali tak semudah yang diharapkan: ada yang berjuang keras menyelesaikan studi, tetapi ada pula yang lalai dengan tanggung jawabnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Mahakam Ulu (Mahulu), Dr. Stephanus Madang, S.Sos., M.M., menegaskan bahwa pendidikan ASN yang didanai APBD bukan sekadar soal meraih gelar, melainkan amanah yang harus dipertanggungjawabkan. Dalam acara Monitoring dan Evaluasi Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) dan BETTER Semester Gasal 2024/2025 di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) pada Selasa (25/2/2025), ia menyoroti pentingnya moralitas dan komitmen penerima beasiswa daerah.
“Kita harus ingat bahwa ini menggunakan dana rakyat. Ada tanggung jawab moral yang harus diemban oleh para penerima beasiswa ini,” tegasnya.
Stephanus mengungkapkan bahwa pemerintah daerah tidak hanya ingin mencetak ASN dengan gelar akademik, tetapi juga profesional yang memiliki loyalitas terhadap daerah. Oleh karena itu, mahasiswa penerima beasiswa harus memiliki kedisiplinan dan komitmen kuat untuk menyelesaikan studi tepat waktu. Untuk memastikan hal ini, Pemkab Mahulu akan terus melakukan pemantauan dan pendampingan bagi mereka.
“Ini bukan sekadar soal lulus atau tidak, tetapi bagaimana mereka bisa kembali ke Mahulu dengan ilmu yang lebih baik dan siap mengabdi untuk masyarakat,” tambahnya.
Di Mahulu, kebutuhan akan ASN yang kompeten dan memiliki pemahaman mendalam tentang kondisi daerah sangatlah mendesak. Sebagai kabupaten yang masih dalam tahap pembangunan, setiap individu yang mendapatkan kesempatan belajar di perguruan tinggi ternama harus mampu menerjemahkan ilmunya menjadi solusi konkret bagi daerah.
Program beasiswa ASN ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kapasitas individu, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi pembangunan Mahulu. “Pendidikan adalah investasi jangka panjang. Jika dimanfaatkan dengan baik, maka manfaatnya akan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pelayanan yang lebih berkualitas,” tutup Stephanus.
Tanggung jawab ini bukan hanya soal individu, tetapi juga tentang keberlanjutan Mahulu ke depan. Setiap ASN yang menempuh pendidikan dengan dana daerah memiliki hutang moral yang harus dibayar dengan pengabdian, bukan sekadar gelar akademik semata. (adv)