BRAVO13.ID, Malang - Ketika harga pupuk kimia melonjak hingga 50 persen dalam setahun terakhir, Heru, seorang petani berusia 47 tahun di Kampung Ujoh Bilang, Mahakam Ulu, mulai merasa terdesak. Lahan pertaniannya tak bertambah luas, sementara biaya produksi terus membengkak. Bersama petani lain, ia mencari cara agar bisa tetap bertani tanpa bergantung pada pupuk kimia yang semakin mahal dan sulit diperoleh.
Harapan baru mulai muncul. Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu kini tengah merancang penerapan sistem pertanian organik di beberapa wilayah, termasuk Ujoh Bilang. Program ini digadang-gadang sebagai solusi jangka panjang untuk menciptakan pertanian yang lebih mandiri dan berkelanjutan. Sekretaris Daerah Mahulu, Dr. Stephanus Madang, S.Sos., M.M., menegaskan bahwa inisiatif ini akan diterapkan secara bertahap, dengan pendampingan dan pelatihan bagi petani.
"Kami ingin petani memiliki alternatif pupuk yang lebih ekonomis dan mudah mereka buat sendiri. Jika kita bisa mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, petani akan lebih mandiri dan kondisi tanah juga lebih terjaga," jelas Stephanus.
Namun, tak semua petani langsung menyambut gagasan ini dengan optimisme. Heru sendiri masih menyimpan banyak keraguan. "Kami sudah terbiasa menggunakan pupuk kimia bertahun-tahun. Berpindah ke organik terasa seperti langkah besar yang penuh ketidakpastian," ujarnya.
Pemerintah daerah pun menyadari tantangan ini. Oleh karena itu, sebelum program diterapkan sepenuhnya, para petani akan mendapatkan pelatihan intensif tentang cara membuat pupuk organik, mengelola tanah secara alami, hingga meningkatkan hasil panen tanpa ketergantungan pada bahan kimia. Langkah ini diharapkan bisa memberikan kepercayaan bagi para petani untuk mulai beralih ke sistem baru yang lebih ramah lingkungan.
Jika program ini berjalan sesuai rencana, Mahakam Ulu bisa menjadi daerah percontohan bagi pertanian organik di Kalimantan Timur. Langkah awal ini memang masih dalam tahap persiapan, tetapi ia menyimpan potensi besar untuk mengubah masa depan pertanian di Mahulu—lebih mandiri, lestari, dan sejahtera. (adv)