BRAVO13.ID, Jakarta – Langit mendung pekat menyelimuti Bogor sepanjang pekan terakhir. Hujan turun deras tanpa jeda, membuat debit air di Bendung Katulampa melonjak drastis hingga 232 mm dalam sehari. Situasi ini menjadi alarm bagi warga di hilir, mengingat curah hujan tinggi sering kali menjadi pemicu banjir di Jakarta dan sekitarnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa kondisi serupa masih berpotensi terjadi di berbagai wilayah Indonesia menjelang pertengahan Ramadan. Sejumlah daerah diprediksi mengalami cuaca ekstrem, ditandai dengan hujan lebat hingga sangat lebat, kilat, angin kencang, dan peningkatan risiko bencana hidrometeorologi.
Dinamika Atmosfer Pemicu Cuaca Ekstrem
BMKG menjelaskan bahwa cuaca ekstrem ini dipengaruhi oleh beberapa faktor atmosfer utama. Gelombang atmosfer Kelvin dan Low Frequency yang masih aktif di sejumlah wilayah akan meningkatkan potensi pembentukan awan hujan. Selain itu, keberadaan Bibit Siklon Tropis 98S di Samudra Hindia barat daya Bengkulu dan sirkulasi siklonik di barat Sumatera Utara turut memperburuk situasi.
“Berdasarkan kondisi dinamika atmosfer yang signifikan, masyarakat dihimbau untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat, angin kencang, serta kemungkinan banjir di daerah rawan. Pemantauan cuaca secara berkala sangat penting untuk mengantisipasi dampak dari dinamika atmosfer yang terus berkembang,” tulis BMKG dalam Prospek Cuaca Mingguan periode 7-13 Maret 2025.
Gelombang atmosfer ini diperkirakan berdampak pada sebagian besar wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi bagian tengah hingga utara, Maluku, Maluku Utara, serta Kepulauan Papua. Masyarakat di daerah tersebut diimbau untuk lebih waspada terhadap kemungkinan cuaca buruk dalam sepekan ke depan.
Prediksi Cuaca Sepekan ke Depan
Pada periode 7-9 Maret 2025, Indonesia akan didominasi cuaca berawan hingga hujan ringan. Namun, hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang diprediksi terjadi di beberapa wilayah berikut:
Hujan Sedang-Lebat:
- Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua, Papua Selatan.
Hujan Lebat-Sangat Lebat:
- Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Jakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Pegunungan.
Angin Kencang:
- Aceh, Sumatera Utara.
Sementara itu, pada periode 10-13 Maret 2025, kondisi serupa masih berpotensi terjadi di banyak wilayah. Beberapa daerah yang perlu mewaspadai hujan sedang hingga sangat lebat antara lain:
Hujan Sedang-Lebat:
- Sumatera Utara, Riau, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Selatan.
Hujan Lebat-Sangat Lebat:
- Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua.
Kesiapsiagaan Menghadapi Ancaman Cuaca Ekstrem
Dengan adanya prediksi cuaca ekstrem ini, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan, terutama mereka yang tinggal di daerah rawan banjir dan tanah longsor. Pemerintah daerah diharapkan dapat melakukan langkah-langkah mitigasi seperti membersihkan saluran drainase, memastikan kesiapan tempat evakuasi, serta memperkuat sistem peringatan dini.
Di tengah Ramadan, ketika aktivitas masyarakat meningkat, terutama saat sahur dan berbuka, cuaca buruk dapat menimbulkan kendala tersendiri. Kesiapan masyarakat dalam menghadapi potensi hujan lebat, angin kencang, hingga banjir sangat diperlukan agar dampaknya dapat diminimalkan.
Menghadapi ketidakpastian cuaca, langkah terbaik adalah tetap waspada, mengikuti perkembangan informasi dari BMKG, dan mengambil tindakan pencegahan lebih awal. Dengan demikian, dampak cuaca ekstrem bisa dikendalikan, dan Ramadan tetap berjalan dengan lancar bagi masyarakat Indonesia. (*)