BRAVO13.ID, Samarinda - Bayangkan menggenggam ponsel yang lebih tipis dari selembar buku saku, tetapi tetap memiliki daya tahan baterai yang andal. Itulah tantangan yang sedang dihadapi Apple dengan iPhone 17 Air, perangkat terbaru yang dikabarkan akan menggantikan iPhone 16 Plus. Bocoran terbaru dari analis ternama Ming-Chi Kuo dan tipster @UniverseIce memberikan gambaran lebih jelas tentang seperti apa bentuk ponsel ultra-tipis ini.
Salah satu inovasi utama dari iPhone 17 Air adalah penggunaan teknologi baterai berkapasitas tinggi dalam desain ultra-ramping. Dalam laporan terbarunya, Ming-Chi Kuo menyebut bahwa Apple tengah mengembangkan baterai berkepadatan tinggi serupa dengan yang akan digunakan pada iPhone lipat pertama mereka. Ini berarti meskipun bodinya semakin tipis, iPhone 17 Air diharapkan tetap memiliki performa baterai yang kompetitif.
Dari segi dimensi, @UniverseIce mengungkapkan bahwa iPhone 17 Air memiliki tinggi dan lebar yang sama dengan iPhone 17 Pro Max dan iPhone 16 Pro Max, yaitu 163 mm (6,42 inci) dan 77,6 mm (3,06 inci). Perbedaan utamanya terletak pada ketebalan: iPhone 17 Air hanya setebal 5,5 mm (0,22 inci), menjadikannya salah satu ponsel tertipis yang pernah dibuat Apple, bahkan lebih tipis dibanding kebanyakan kartu kredit. Sebagai perbandingan, iPhone 17 Pro Max akan memiliki ketebalan 8,725 mm (0,34 inci), sedikit lebih tebal dari iPhone 16 Pro Max yang memiliki ketebalan 8,3 mm (0,33 inci).
Dengan perbedaan signifikan dalam ketebalan, strategi Apple tampaknya ingin menawarkan pilihan bagi berbagai preferensi pengguna: mereka yang menginginkan ponsel setipis mungkin dan mereka yang lebih mengutamakan fitur seperti kamera dan kapasitas baterai lebih besar. Meski semakin tipis, iPhone 17 Air tetap diperkirakan akan dibekali chip terbaru Apple C1 yang pertama kali diperkenalkan pada iPhone 16e, meningkatkan efisiensi daya dan performa keseluruhan.
Jika Apple tetap berpegang pada jadwal rilis tahunannya, iPhone 17 Air dan varian lainnya kemungkinan besar akan diperkenalkan pada September 2025. Dengan desain yang semakin ramping, teknologi baterai yang ditingkatkan, dan efisiensi yang lebih baik, pertanyaannya kini bukan hanya sekadar bagaimana ponsel ini akan bersaing di pasar, tetapi apakah ia mampu menetapkan standar baru bagi industri smartphone secara keseluruhan. (*)