BRAVO13.ID, Jakarta - Usulan Ahmad Dhani Soal Naturalisasi Pemain Timnas Tuai Kontroversi: "Kurang Enak Dilihat" hingga Ide Jodohkan Pemain 40 Tahun
Jakarta – Di tengah upaya PSSI merevolusi sepak bola Indonesia dengan program naturalisasi, kritik dan masukan datang dari berbagai pihak. Namun, dalam Rapat Kerja Komisi X DPR RI bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) serta PSSI pada Rabu (5/3), politikus Partai Gerindra, Ahmad Dhani, menyampaikan usulan yang langsung menuai sorotan dan kontroversi.
Dhani menyatakan mendukung naturalisasi sebagai strategi meningkatkan kualitas Timnas Indonesia, tetapi ia menyoroti pemilihan pemain yang selama ini banyak berasal dari Eropa. Menurutnya, pemain naturalisasi sebaiknya tidak berasal dari ras yang memiliki ciri fisik seperti rambut pirang dan mata biru.
"Kurangilah pemain yang bule dalam tanda kutip yang rasnya bule ya, rambut pirang, mata biru karena menurut saya untuk Indonesia itu kurang enak dilihat," kata Dhani dalam rapat tersebut.
Menurutnya, pemain yang direkrut sebaiknya berasal dari negara-negara yang memiliki kemiripan ras dengan Indonesia, seperti Korea atau negara-negara Afrika tertentu. Ia menilai hal ini lebih cocok secara visual dan budaya bagi masyarakat Indonesia.
Tak berhenti di situ, musisi yang kini menjadi anggota DPR ini juga mengajukan gagasan lain yang tak kalah kontroversial: menaturalisasi pemain sepak bola di atas usia 40 tahun dengan cara menjodohkan mereka dengan perempuan Indonesia agar keturunannya kelak bisa menjadi pemain tim nasional.
"Naturalisasi tidak harus pemain yang masih aktif. Bisa juga pemain-pemain bola yang sudah di atas usia 40 tahun. Kita jodohkan mereka dengan perempuan Indonesia. Anak mereka nantinya bisa menjadi pemain sepak bola hebat. Ini pemikiran out of the box, bisa kita anggarkan untuk 2026," lanjutnya.
Dhani bahkan menyebut bahwa pemain berusia lanjut bisa didatangkan dari negara-negara Timur Tengah seperti Arab, Aljazair, dan Maroko. "Kita naturalisasi mereka, carikan istri di Indonesia, lalu anaknya kita bina. Itu pasti lebih baik karena mereka kelahiran Indonesia," tambahnya.
Pernyataan tersebut sontak memancing gelak tawa dari anggota Komisi X, termasuk Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Taufik Hidayat, Ketua Umum PSSI Erick Thohir, dan Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali. Namun, reaksi di luar ruang sidang justru berbanding terbalik.
Di media sosial, netizen langsung bereaksi keras terhadap pernyataan Dhani. Banyak yang menilai usulannya tidak masuk akal, bahkan cenderung misoginis. Sejumlah komentar di platform X (Twitter) mencerminkan kemarahan dan kebingungan publik terhadap gagasan tersebut.
Reaksi keras pun bermunculan di media sosial. Seorang pengguna X (Twitter), @smockbeef, mengkritik pernyataan Dhani dengan menyebut bahwa gagasan tersebut menunjukkan cara pandang misoginis yang menganggap perempuan hanya sebagai 'pabrik' untuk melahirkan pemain sepak bola. Sementara itu, @myCarabian berkomentar bahwa Dhani lebih baik tetap fokus pada karier musiknya ketimbang mengeluarkan gagasan seperti itu. Di sisi lain, @saludosparatii menyoroti ironi dalam pernyataan Dhani, mengingat dirinya sendiri memiliki darah keturunan Jerman dan Persia, tetapi justru berusaha membuat batasan terkait siapa yang pantas dinaturalisasi.
Di tengah perdebatan ini, Rapat Kerja Komisi X DPR RI tetap melanjutkan agenda utama dan menyetujui rekomendasi naturalisasi tiga pemain keturunan yang dianggap bisa memperkuat Timnas Indonesia, yaitu Emil Audero Mulyadi, Dean James, dan Joey Pelupessy.
Sepak bola Indonesia tengah menghadapi tantangan besar dalam membangun tim yang kompetitif di kancah internasional. Sementara PSSI berupaya mencari solusi nyata dengan merekrut talenta terbaik, usulan Dhani justru memperkeruh diskusi dengan gagasan yang dianggap kurang substansial. Sorotan publik terhadap pernyataannya menunjukkan bahwa naturalisasi bukan sekadar perkara warna kulit atau strategi perjodohan, tetapi tentang mencari pemain terbaik yang bisa membawa Garuda melesat ke level dunia. (*)