Bravo 13
Paus Fransiskus Kembali Dipasang Ventilator, Perjuangan Melawan Pneumonia Kian BeratNapas tersengal, dada sesak, dan tim medis bergerak cepat—Paus Fransiskus kembali dipasang ventilator setelah dua kali krisis pernapasan.
Oleh Handoko2025-03-04 06:30:00
Paus Fransiskus Kembali Dipasang Ventilator, Perjuangan Melawan Pneumonia Kian Berat
Seorang wanita menyentuh potret Paus Fransiskus dalam doa di Buenos Aires, Argentina, pada 24 Februari 2025. (John Moore/Getty Images)

BRAVO13.ID, Roma - Nafasnya tersengal, dadanya terasa sesak, dan dalam hitungan detik, tim medis bergegas memberikan bantuan. Paus Fransiskus, pemimpin umat Katolik dunia yang telah berusia 88 tahun, kembali mengalami gangguan pernapasan akut. Setelah sempat mengalami perbaikan kondisi, ia harus kembali dipasang ventilator akibat dua kali krisis pernapasan yang dipicu oleh penumpukan lendir dalam paru-parunya. Ini menambah panjang daftar tantangan kesehatan yang dihadapinya selama 17 hari terakhir dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Gemelli, Roma.

Vatikan dalam pernyataan resminya menyebut bahwa Paus mengalami "dua kali insufisiensi pernapasan akut akibat akumulasi lendir endobronkial yang signifikan serta bronkospasme."

"Dua bronkoskopi dilakukan untuk mengangkat lendir dalam jumlah besar. Pada sore hari, ventilasi mekanis non-invasif kembali digunakan. Paus tetap sadar, terorientasi, dan bekerja sama dengan tim medis," ujar pernyataan resmi Vatikan.

Kemunduran ini terjadi setelah akhir pekan yang tampak menjanjikan, di mana Paus sempat dikabarkan dapat beristirahat dengan baik dan tidak lagi bergantung pada ventilator. Namun, serangan batuk parah yang dialaminya pada Jumat malam, di mana ia tanpa sengaja menghirup muntahannya sendiri, tampaknya berdampak lebih serius dari yang diperkirakan sebelumnya.

Terlepas dari kondisi yang semakin rapuh, Paus Fransiskus tetap berupaya menjalankan tugasnya sebagai pemimpin spiritual. Pada pagi hari sebelum kesehatannya memburuk, ia bahkan masih sempat menulis surat kepada Sidang Umum Akademi Kepausan untuk Kehidupan, memperingatkan tentang "krisis planet" yang sedang terjadi. Pesan ini muncul setelah salah satu sahabat dekatnya, Uskup Agung Vincenzo Paglia, mendesaknya agar tetap menyuarakan kepemimpinannya.

"Kita membutuhkan sosok seperti beliau, yang benar-benar universal dan tidak berpihak pada satu sisi saja," ujar Uskup Agung Paglia.

Sebagai pemimpin yang selalu menyerukan perdamaian, Paus Fransiskus juga tetap menjaga komunikasi dengan satu-satunya gereja Katolik di Gaza, meskipun kesehatannya memburuk. Di tengah perang dan konflik yang terus berkecamuk, suaranya tetap hadir untuk mendoakan perdamaian bagi dunia.

Di Vatikan, doa bagi kesembuhan Paus tak pernah berhenti. Setiap malam pukul 20.00 waktu setempat, ribuan umat berkumpul di Basilika Santo Petrus untuk mengadakan doa Rosario bersama, dipimpin oleh para Kardinal. Sementara itu, di luar Rumah Sakit Gemelli, para peziarah berdoa dengan menggenggam rosario dan menyalakan lilin di sekitar patung Paus Yohanes Paulus II, seolah-olah meminta berkah bagi sang pemimpin Katolik yang kini tengah berjuang.

Di usia senjanya, Paus Fransiskus terus menunjukkan ketangguhan, tidak hanya dalam menghadapi penyakit, tetapi juga dalam menjaga harapan bagi umatnya. Kini, dunia menanti dengan harapan dan doa, sementara pemimpin spiritual mereka menghadapi ujian terberat dalam hidupnya. (*)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait