BRAVO13.ID, Samarinda - Dalam sebuah tragedi memilukan, dua awak penerbangan Jeju Air 7C2216 menjadi satu-satunya yang selamat dari kecelakaan yang menewaskan 179 orang lainnya. Pagi itu, Minggu 29 Desember, pesawat Boeing 737-800 tersebut tergelincir di landasan pacu Bandara Internasional Muan, menabrak dinding, dan terbakar hebat. Ketika asap tebal mengepul ke langit, petugas penyelamat dengan cepat mengevakuasi seorang pria dan wanita yang terluka parah dari enam awak pesawat.
Di hari Senin, ketika jenazah 179 korban mulai diidentifikasi, dua korban yang selamat menjalani pemulihan intensif di rumah sakit yang berbeda di Seoul. Sang pria, seorang pramugara bernama Lee, sadar dan dalam kondisi stabil meski mengalami patah tulang. Sementara Koo, pramugari berusia 25 tahun, berjuang keras untuk pulih dari cedera serius di luar unit perawatan intensif.
Sebuah laporan yang menyayat hati juga muncul dari keluarga penumpang yang tewas. Di media sosial, pesan-pesan terakhir dari penumpang kepada orang-orang tercinta mereka viral, menambahkan lapisan kesedihan dan keterkejutan pada peristiwa tragis tersebut. Di antara pesan-pesan itu, seorang penumpang wanita sempat mengabarkan situasi genting kepada anaknya melalui KakaoTalk, mengungkapkan bahwa seekor burung tersangkut di sayap pesawat, dan menanyakan apakah dia harus membuat wasiat. Satu menit kemudian, komunikasi terputus untuk selamanya.
Sementara itu, di Jakarta, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mengonfirmasi bahwa tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam kecelakaan tersebut.
Presiden sementara Korea Selatan, Choi Sang Mok, dengan cepat mengumumkan masa berkabung nasional selama tujuh hari sebagai tanda hormat bagi mereka yang kehilangan nyawa. Di tengah kesedihan yang mendalam, pihak berwenang mulai mengurai misteri yang menyelimuti kecelakaan maut ini dengan menemukan perekam data penerbangan dari puing-puing pesawat. Arahan mendesak juga dikeluarkan untuk pemeriksaan keselamatan seluruh armada penerbangan negara tersebut, mencerminkan dampak luas dari tragedi ini terhadap keamanan penerbangan nasional. (*)