BRAVO13.ID, Samarinda - Di ruang berpendingin Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), bunyi perangkat pemindai digital berpadu dengan diskusi serius para arsiparis. Di tengah tantangan menjaga memori kolektif bangsa dari ancaman kerusakan waktu, arsiparis dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kalimantan Timur (Kaltim) menjalani pelatihan intensif tentang alih media arsip. Mereka tidak hanya belajar teknik, tetapi juga membawa misi besar: melestarikan sejarah Kaltim dalam era digital.
“Kunjungan ini untuk meningkatkan kompetensi arsiparis Kaltim di bidang kearsipan digital, agar arsip-arsip penting tersimpan dengan aman dan mudah diakses,” ujar Anita Natalia Krisnawati, Plt. Kepala DPK Kaltim, saat dihubungi dari Samarinda, Selasa.
Di ANRI, rombongan DPK Kaltim disambut oleh Parno Nusantara, Koordinator Urusan Alih Media Arsip. Parno memaparkan bahwa alih media arsip adalah proses vital dalam menjaga keberlanjutan informasi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2018 dan Peraturan ANRI Nomor 2 Tahun 2021, alih media memungkinkan arsip kertas, foto, audio, hingga video kaset berpindah ke format digital yang lebih aman dan tahan lama.
“Arsip itu adalah memori suatu peristiwa. Dalam bentuk apapun, arsip harus diselamatkan dan diakses dengan mudah. Itu esensi alih media,” tegas Parno.
Selama pelatihan, arsiparis Kaltim mempelajari berbagai prosedur, mulai dari pemilahan arsip prioritas untuk digitalisasi, pemindaian dengan perangkat canggih, hingga enkripsi data untuk keamanan. Tidak hanya teori, mereka juga terjun langsung mempraktikkan pemindaian arsip menggunakan teknologi mutakhir.
Risnawati, salah satu arsiparis DPK Kaltim, mengaku mendapatkan wawasan baru. “Pengalaman ini sangat berharga. Proses alih media tidak hanya melestarikan arsip, tetapi juga mempermudah akses informasi penting yang tersimpan di dalamnya,” katanya.
Pelatihan ini adalah bagian dari langkah strategis Kaltim untuk meningkatkan kualitas tata kelola arsip. Dengan mengembangkan kemampuan arsiparis, DPK Kaltim berharap dapat mencetak sumber daya manusia yang andal dalam menghadapi tantangan pengelolaan arsip di tengah kemajuan teknologi.
Di akhir kunjungan, ada optimisme yang terpancar dari wajah para arsiparis. Mereka membawa pulang keterampilan baru dan tanggung jawab besar untuk menjaga sejarah. Dalam dunia yang semakin digital, arsip-arsip ini bukan hanya dokumen bisu, melainkan saksi perjalanan bangsa yang perlu dirawat agar tetap hidup untuk generasi mendatang. (adv)