BRAVO13.ID, Tenggarong - Publik (MPP) Kutai Kartanegara, seorang ibu dari desa terpencil berbagi kisahnya. "Dulu harus ke kota hanya untuk urus KTP, sekarang cukup di desa," ucapnya penuh syukur. Transformasi seperti inilah yang dirayakan pada HUT ke-2 MPP Kukar, Kamis (5/12/2024), dengan kehadiran Bupati Edi Damansyah.
Perayaan itu tak hanya menjadi momentum mengenang perjalanan MPP Kukar, tetapi juga ajang mengulas capaian gemilangnya. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kukar, Alfian Noor, dalam laporannya memaparkan sejumlah indikator kinerja utama (IKU) yang melampaui target. Indeks kepuasan masyarakat, misalnya, mencatat angka luar biasa, mencapai 96 persen pada 2024.
alah satu inovasi yang menjadi sorotan adalah *MPP Beraya'an*, program layanan keliling yang membawa berbagai urusan administratif seperti SIM, pajak, hingga legalitas usaha langsung ke desa-desa. Kolaborasi erat dengan Polres, Samsat, Dinas Kesehatan, dan lembaga lainnya membuat akses layanan publik kini terasa lebih dekat, bahkan bagi warga di pelosok.
“Kami juga berhasil meraih peringkat ke-4 terbaik nasional dalam pelayanan publik serta penghargaan berbasis HAM dari Kemenkumham. Ombudsman pun menilai kami dengan kategori hijau pekat, bukti kepuasan masyarakat yang sangat tinggi,” ungkap Alfian penuh bangga.
Bupati Edi Damansyah, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh pihak yang terlibat. Namun, ia menekankan bahwa keberhasilan ini bukan alasan untuk berhenti. "Evaluasi rutin harus dilakukan agar layanan publik tetap optimal sesuai standar operasional prosedur (SOP). Keberlanjutan adalah kunci," tegas Edi.
Edi juga menyoroti pentingnya konsistensi layanan instansi vertikal di MPP Kukar yang saat ini hanya hadir seminggu sekali. Ia mendorong kebijakan insentif bagi petugas untuk meningkatkan dedikasi mereka, memastikan layanan tetap prima setiap hari kerja.
Inovasi MPP Beraya'an kembali mendapat perhatian khusus dari Edi. Baginya, program ini tak sekadar inovasi, tetapi solusi nyata bagi warga yang selama ini kesulitan mengakses layanan publik. Ia berharap cakupan program ini diperluas dan sosialisasinya ditingkatkan, agar makin banyak masyarakat yang merasakan manfaat langsung keberadaan MPP.
Di akhir acara, Edi Damansyah mengingatkan satu pesan inti: MPP bukan sekadar gedung megah dengan layanan modern, tetapi jembatan yang menghubungkan pemerintah dengan masyarakat, terutama mereka yang berada di pelosok. “Kehadiran MPP harus nyata dalam hidup sehari-hari masyarakat. Kita harus terus mendekatkan diri kepada mereka yang membutuhkan,” tutupnya, memberikan harapan untuk masa depan pelayanan publik Kukar yang lebih inklusif dan merata. (adv)