BRAVO13.ID, Tenggarong - Malam itu, hujan turun perlahan, seolah alam turut berduka atas kabar yang mengguncang Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Ketua DPRD Kukar, Junaidi Bin Adul Ijab, yang akrab disapa Bung Jun, mengembuskan napas terakhir di RSUD Aji Muhammad Parikesit, Tenggarong Seberang, Senin (2/12/2024) pukul 22.00 WITA. Berita kepergian mendadak ini tidak hanya mengejutkan keluarga, tetapi juga meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Kukar.
Keesokan harinya, rumah duka di Jalan Sangkulirang, Gang Mega Maluhu, Tenggarong, dipadati pelayat. Mereka datang dari berbagai kalangan: anggota Forkopimda Kukar, Sekretaris Daerah Kukar Sunggono, anggota DPRD Kukar, pejabat Pemkab Kukar, tokoh masyarakat, hingga warga setempat. Di tengah isak tangis dan wajah-wajah penuh kehilangan, Habib Abdul Kadir Jaelani memimpin doa untuk menghantarkan Bung Jun ke peristirahatan terakhirnya.
Bupati Kukar Edi Damansyah hadir langsung melepas jenazah di rumah duka. Dengan suara bergetar, Edi menyampaikan duka cita mendalam. “Kemarin siang kami masih berkomunikasi dengan almarhum dalam kondisi baik. Namun, pada sore hari, kabar duka ini tiba-tiba datang. Ini pukulan berat bagi kita semua,” ujar Edi dengan raut wajah penuh kesedihan.
Edi tak hanya menyampaikan belasungkawa, tetapi juga mengajak semua yang hadir untuk mengenang kebaikan Bung Jun. “Beliau adalah pemimpin yang telah memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Kukar. Karya dan pengabdiannya selama ini semoga dicatat sebagai amal ibadah oleh Allah SWT,” ucapnya, menutup pernyataannya dengan doa.
Jenazah Bung Jun kemudian disalatkan di rumah duka dan Masjid Al Mubarokah, Loa Ipuh, sebelum dikebumikan di Pemakaman Muslimin Muara Lengat, Loa Ipuh. Tangisan pecah saat jenazah dibawa menuju peristirahatan terakhirnya. Bung Jun dikenal sebagai sosok yang ramah, mudah didekati, dan penuh dedikasi dalam menjalankan tugasnya sebagai Ketua DPRD.
Kepergian Bung Jun menyisakan kesan mendalam di hati masyarakat Kukar. Bagi banyak orang, ia bukan sekadar seorang pejabat, tetapi pemimpin yang tak segan turun langsung mendengarkan keluh kesah rakyat. Hari itu, Kukar tidak hanya kehilangan seorang tokoh, tetapi juga seorang sahabat, seorang pemimpin yang menginspirasi.
Di ujung hari, doa-doa dipanjatkan, melintasi keheningan malam. Bung Jun telah pergi, namun jejak kebaikannya akan terus dikenang. Sebuah pengingat bahwa hidup adalah tentang bagaimana kita mengabdi, memberi, dan meninggalkan jejak yang bermakna di hati banyak orang. (adv)