BRAVO13.ID, Tenggarong - Angin malam berhembus lembut di Tenggarong, menyapu alunan musik yang menggema dari panggung besar di alun-alun kota. Di tengah kehangatan sorak-sorai ribuan penonton, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kembali menghadirkan pesona budayanya yang luar biasa melalui One Culture Together of Music, Art & Nusantara. Acara ini resmi dibuka oleh Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setkab Kukar, Ahyani Fadianur Diani, pada Minggu malam, 1 Desember 2024, yang menandai langkah berani Kukar dalam memadukan harmoni tradisi dan modernitas.
Dalam hiruk pikuk lampu panggung dan gemuruh musik yang membakar semangat, artis-artis ternama seperti Budi Doremi, Alffy Rev and The True Friends, Kiki Bintang Pantura 4, hingga Kapital Band menyuguhkan penampilan penuh energi. Tidak hanya itu, tarian Hudoq dari murid-murid SDN 10 Tenggarong memukau penonton dengan topeng-topeng besar dan gerakan penuh makna, mengingatkan semua orang akan kekayaan budaya Dayak yang masih hidup di tengah modernitas. Suguhan seni tradisional lainnya dari seniman lokal turut membangun jembatan antara akar budaya dan ekspresi kekinian, menjadikan Kukar sebagai episentrum seni di Kalimantan Timur.
Dalam pidatonya, Ahyani Fadianur menekankan bahwa acara ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga menjadi wadah strategis untuk pengembangan ekonomi kreatif dan pemberdayaan masyarakat melalui seni dan budaya. "Acara ini adalah ruang kolaborasi bagi para pelaku seni, UMKM, dan sektor kreatif. Kami berharap kegiatan ini mampu menggerakkan ekonomi kerakyatan serta memberikan dampak positif secara langsung pada masyarakat," ungkap Ahyani, penuh keyakinan.
Lebih lanjut, ia juga menggarisbawahi pentingnya peran pemerintah dalam mengembangkan sektor budaya dan ekonomi melalui berbagai program unggulan, seperti Kukar Kaya Festival (K3F), Kukar Kreatif Idaman (KKI), dan Kukar Berbudaya. Program-program ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi upaya pelestarian budaya serta peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Ahyani juga mengajak masyarakat untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi turut berperan aktif dalam menjadikan Kukar sebagai destinasi wisata budaya yang kompetitif di tingkat nasional bahkan internasional. "Semoga acara ini dapat memperkuat posisi Kukar sebagai pusat seni dan budaya, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis pariwisata yang berdampak nyata pada kesejahteraan warga," tutupnya, dengan nada penuh harapan.
Malam itu, gelaran One Culture Together tidak hanya menampilkan kemeriahan. Ia membawa pesan bahwa seni dan budaya adalah denyut nadi yang menggerakkan masyarakat, membangun koneksi antara masa lalu dan masa depan. Kukar, dengan segala kekayaannya, kembali menunjukkan bahwa ia bukan hanya penonton di panggung budaya nasional, tetapi aktor utama yang siap menorehkan jejak. Pesan itu, di tengah alunan musik dan tepuk tangan meriah, terasa begitu nyata—menginspirasi siapa saja yang hadir untuk terus berkarya dan bangga akan identitas mereka. (adv)