BRAVO13.ID, Tenggarong - Di Desa Teluk Dalam, Tenggarong Seberang, Selasa pagi (12/11/2024), Gedung Putri Karang Melenu penuh dengan para kepala desa dan perangkatnya. Mereka datang dengan beragam cerita tentang tantangan, dari upaya mengatasi ketergantungan narkoba hingga membangun kesadaran hukum. Hari itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kutai Kartanegara (Kukar), Sunggono, membuka acara Evaluasi Perkembangan Desa se-Kukar, memberikan arahan yang menjadi fondasi bagi program pembangunan desa ke depan.
Acara ini bukan sekadar pertemuan rutin. Dalam ruangan yang dipenuhi semangat perubahan, hadir pula perwakilan dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Kalimantan Timur dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Kaltim. Risma Togi M Silalahi dari BNN memaparkan pemetaan kawasan rawan narkoba, sementara Mia Fitriana Kusuma dari Kemenkumham berbicara tentang pentingnya Program Desa Sadar Hukum.
Dengan 193 desa tersebar di Kukar, kolaborasi lintas instansi ini diharapkan menjadi pijakan kuat untuk menciptakan desa yang tidak hanya maju secara infrastruktur, tetapi juga memiliki ketahanan sosial terhadap ancaman narkoba dan pelanggaran hukum.
“Ketahanan desa adalah benteng utama kita,” kata Sunggono dalam arahannya. Ia menjelaskan bahwa evaluasi desa ini akan mengelompokkan desa dalam tiga kategori: Desa Kurang Berkembang, Desa Berkembang, dan Desa Cepat Berkembang. Desa yang masuk kategori Desa Cepat Berkembang dan Berkembang akan berkesempatan mengikuti Lomba Desa 2025, kompetisi bergengsi yang dimulai dari tingkat kecamatan hingga nasional.
Bagi desa-desa yang menunjukkan prestasi, Pemkab Kukar tak hanya memberi pengakuan, tetapi juga insentif nyata berupa tambahan Bantuan Keuangan Khusus (BKKD). “Kami berharap hadiah ini menjadi pemacu semangat bagi semua desa untuk terus berinovasi, berkompetisi secara sehat, dan membangun masyarakat yang semakin maju,” ujar Sunggono.
Momentum ini adalah bagian dari upaya Kukar untuk menyeimbangkan pembangunan fisik dengan penguatan sosial dan hukum. Dengan harapan yang besar, acara tersebut menjadi titik awal perjalanan panjang menuju desa-desa yang tidak hanya berkembang pesat tetapi juga menjadi tempat tinggal yang aman, nyaman, dan sadar hukum.
Seiring berakhirnya acara, pesan yang tersisa jelas: membangun desa bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga kolaborasi seluruh elemen masyarakat. Di Kukar, mimpi tentang desa yang kuat dan maju bukan sekadar wacana—ia mulai menjadi kenyataan. (adv)