BRAVO13.ID, Samarinda - Di bawah langit Samarinda yang cerah, wajah baru GOR Segiri memancarkan kemegahan yang tak sekadar modern, tetapi sarat akan identitas budaya. Bangunan ini kini berdiri kokoh dengan 104 tameng khas Dayak yang menghiasi fasadnya, seperti penjaga bisu yang setia menjaga warisan leluhur Kalimantan Timur.
Renovasi besar-besaran ini bukan hanya soal estetika, tetapi sebuah langkah besar menuju penguatan citra Samarinda sebagai kota yang menghargai tradisi di tengah dinamika modernisasi.
Peresmian GOR Segiri pada hari ini, oleh Wali Kota Samarinda Dr. H. Andi Harun, menandai babak baru bagi salah satu ikon kota ini. Dalam sambutannya, Andi Harun menyampaikan harapan besar bahwa GOR Segiri tidak hanya menjadi pusat olahraga, tetapi juga ruang kolaborasi budaya yang mempersatukan warga Samarinda.
"Ini adalah simbol kebanggaan kita sebagai warga Samarinda. Dengan sentuhan tradisional yang melekat, kami berharap GOR Segiri menjadi tempat yang mampu menghidupkan semangat kebersamaan dan kreativitas," ujar Andi Harun di hadapan tamu undangan yang terdiri dari tokoh masyarakat, atlet, hingga seniman lokal.
Renovasi yang dilakukan oleh Pemkot Samarinda melibatkan berbagai elemen modern, seperti fasilitas olahraga berstandar nasional dan ruang serbaguna yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan. Namun, daya tarik utama GOR ini terletak pada desain arsitekturalnya yang menggabungkan elemen budaya Dayak dengan nuansa modern.
Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Viktor Yuan, turut memberikan apresiasi atas keberhasilan proyek ini. "Ini lebih dari sekadar renovasi, ini adalah wujud nyata keberpihakan pemerintah pada pelestarian budaya dan pemberdayaan masyarakat. Semoga fasilitas ini dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh semua kalangan," ujarnya.
Transformasi GOR Segiri juga diharapkan mampu meningkatkan daya tarik Samarinda sebagai destinasi olahraga dan budaya di Kalimantan Timur. Tidak hanya sebagai ruang olahraga, GOR ini dirancang untuk menjadi pusat kegiatan seni dan budaya, lengkap dengan ruang untuk pertunjukan tradisional yang bisa memikat wisatawan lokal maupun mancanegara.
Ketika matahari mulai tenggelam di ufuk Samarinda, cahaya lampu dari GOR Segiri yang baru saja diresmikan memantulkan keindahan tameng Dayak yang terpasang megah di dindingnya. Ini bukan hanya gedung baru—ini adalah simbol kebanggaan, kolaborasi, dan cita-cita bersama untuk Samarinda yang lebih baik. Dalam keheningan malam, GOR Segiri berdiri sebagai pengingat bahwa kemajuan modern tidak harus menghapus jejak budaya, tetapi justru memperkokohnya. Warga Samarinda kini memiliki ikon baru yang mampu menyatukan olahraga, seni, dan warisan tradisional dalam satu ruang yang megah. (adv)