BRAVO13.ID, Samarinda - “Beban administrasi terlalu berat, sementara tunjangan sering terlambat,” keluh seorang guru honorer di Samarinda yang enggan disebutkan namanya. Kondisi ini mencerminkan tantangan kesejahteraan guru yang terus menjadi sorotan, termasuk oleh DPRD Samarinda dalam momentum Hari Guru Nasional.

Anggota DPRD Samarinda, Ismail Latisi, menyoroti berbagai masalah yang dihadapi para guru, terutama terkait kesejahteraan dan dukungan yang memadai. Dalam pernyataannya, ia menegaskan pentingnya pemerintah daerah mengambil langkah nyata untuk menyelesaikan permasalahan ini.

“Harapannya, insentif guru honorer di semua jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga SMA, bisa merata, khususnya di Kalimantan Timur,” ungkap Ismail. Ia juga menyebutkan keterlambatan pencairan tunjangan dan beban administrasi sebagai persoalan mendesak yang harus segera ditangani.

DPRD juga mendorong perlunya pelatihan berbasis teknologi untuk meningkatkan kompetensi guru di era digital. Menurut Ismail, ini menjadi kunci agar guru mampu menghadapi tantangan pendidikan modern, khususnya di Samarinda yang mulai berkembang sebagai pusat kota di Kalimantan Timur.

Selain itu, ia menekankan bahwa pemerintah harus lebih serius mengatasi masalah insentif bagi guru honorer. "Jika kesejahteraan mereka terjamin, kualitas pendidikan kita juga akan meningkat," tambahnya.

Momentum Hari Guru Nasional menjadi pengingat bahwa kesejahteraan guru adalah fondasi pendidikan berkualitas. Dengan langkah konkret dari pemerintah daerah, DPRD Samarinda optimistis bahwa para pendidik di kota ini mampu mencetak generasi penerus yang unggul, bahkan di tengah tantangan era modern. Dukungan nyata adalah investasi untuk masa depan bangsa. (adv)