BRAVO13.ID, Samarinda - Di Hotel Puri Senyiur pada Senin, 23 September 2024, suasana terasa penuh antusiasme ketika Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda mengukuhkan 20 anggota Forum Komunikasi Kecamatan Sehat dan 117 anggota Pokja Kelurahan Sehat periode 2024-2029. Acara ini menjadi tonggak penting bagi upaya mewujudkan Kota Samarinda sebagai kota sehat yang tidak hanya dikenal di tingkat lokal, tetapi juga nasional. Tak hanya dihadiri oleh perwakilan pemerintah, sejumlah anggota DPRD Samarinda serta tokoh masyarakat turut ambil bagian, menandai sinergi lintas sektoral yang menjadi dasar dari program ini.
Pembentukan forum dan pokja tersebut bertujuan untuk menjawab tantangan kesehatan masyarakat yang semakin kompleks. Dengan melibatkan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, forum dan pokja ini akan menjadi ujung tombak dalam menerjemahkan kebijakan kesehatan dari kementerian hingga ke tingkat kelurahan. Kerja sama yang terjalin diharapkan bisa menjadi solusi konkret bagi masalah kesehatan yang sering kali terhambat di tataran implementasi.
Salah satu sorotan utama acara ini adalah dukungan penuh yang disampaikan oleh Sri Puji Astuti, anggota DPRD Samarinda, terhadap program Forum Kota Sehat (Forkots). Menurutnya, program ini sebenarnya bukan hal baru bagi Samarinda. Bahkan, kota ini sempat meraih penghargaan sebagai Kota Sehat pada tahun 2023. Namun, Puji menekankan bahwa pencapaian tersebut tidak boleh hanya menjadi kebanggaan seremonial semata.
"Diharapkan program ini tidak sekadar menghasilkan penghargaan, tetapi benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat," tegas Puji. Dalam pandangannya, keberhasilan sebuah program kesehatan tidak hanya diukur dari prestasi yang diraih, tetapi dari sejauh mana program tersebut bisa dirasakan oleh warga Samarinda, baik dalam jangka pendek maupun panjang.
Ia juga menyoroti pentingnya pemahaman masyarakat tentang konsep kota sehat yang mencakup lebih dari sekadar kesehatan fisik. "Masih banyak pekerjaan rumah yang perlu kita selesaikan, terutama dalam hal edukasi dan sosialisasi. Masyarakat harus memahami bahwa konsep kota sehat mencakup aspek kesehatan lingkungan, sosial, hingga kenyamanan hidup sehari-hari," jelasnya. Ia mengingatkan bahwa terdapat sembilan tatanan menuju kota sehat, dan semuanya harus diintegrasikan, mulai dari ketahanan pangan, lingkungan, hingga transportasi yang sehat.
Di tengah optimisme yang disampaikan, Puji juga menyuarakan beberapa keprihatinannya, terutama terkait regulasi yang belum sepenuhnya diterapkan di lapangan. Salah satu permasalahan yang ia soroti adalah masih maraknya iklan rokok di area publik, meskipun Samarinda telah memiliki peraturan daerah (perda) yang melarang hal tersebut.
"Kami masih melihat banyak iklan rokok di jalan-jalan protokol dan dekat taman, padahal perda melarangnya. Saya berharap pemerintah kota bisa segera menindaklanjuti ini," ujar Puji dengan nada prihatin.
Tidak hanya itu, Puji menegaskan pentingnya komitmen DPRD dalam mendukung program ini. Ia berharap adanya peningkatan anggaran bagi OPD terkait agar program kesehatan ini bisa berjalan lebih maksimal dan manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat. "Kami di DPRD siap menjadi mitra pemerintah dalam mendorong program ini. Kalau bisa, anggaran untuk OPD terkait juga ditambah, agar program kesehatan ini bisa dirasakan lebih luas oleh masyarakat," pungkasnya.
Dengan pengukuhan forum dan pokja ini, Samarinda melangkah lebih jauh dalam mengembangkan kebijakan kesehatan yang komprehensif. Namun, keberhasilan program ini sangat bergantung pada kolaborasi semua pihak, mulai dari pemerintah, DPRD, hingga partisipasi aktif masyarakat. Tantangan besar masih menanti di depan, tetapi optimisme tetap menyala bahwa dengan kerja bersama, Samarinda dapat mencapai visi sebagai kota yang sehat, nyaman, dan sejahtera bagi semua warganya. (adv)