BRAVO13.ID, Samarinda - Dalam suasana yang hangat di acara peresmian smelter PT Amman Mineral Internasional di Sumbawa Barat pada Senin, 23 September 2024, Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, mengungkapkan sebuah pernyataan mengejutkan. Di hadapan Presiden Joko Widodo dan para pejabat yang hadir, Bahlil menyatakan bahwa Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah, berencana untuk bergabung ke dalam Partai Golkar. Ucapan tersebut, meski terdengar serius, disambut dengan tawa oleh beberapa yang hadir.
Saat diminta untuk mengkonfirmasi pernyataan tersebut, Fahri Hamzah memilih untuk merespons dengan cara yang santai. Melalui pesan singkat di WhatsApp, ia mengirimkan stiker yang menggambarkan sikap humorisnya. "Anda harus mulai kenal baik Pak Bahlil. Beliau pemimpin masa depan dari timur. Rasa humornya tinggi," ujarnya dengan menambahkan emotikon senyum, menunjukkan bahwa ia tidak menganggap pernyataan tersebut terlalu serius.
Momen itu dimulai dengan Bahlil menyapa para pejabat yang hadir, mulai dari Presiden Jokowi hingga Pj Gubernur NTB, Hassanudin. Ketika tiba saatnya untuk menyapa Fahri Hamzah, Bahlil tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk berbagi candaan yang menggugah perhatian. "Khusus kepada tokoh nasional asal NTB, Pak Fahri Hamzah, coba dulu Pak, Pak Fahri sekarang rencana mau masuk Partai Golkar," tuturnya, disambut gelak tawa di antara hadirin. Tayangan momen ini pun bisa disaksikan di akun YouTube Sekretariat Presiden, menambah nuansa ringan dalam pertemuan tersebut.
Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa Fahri Hamzah adalah salah satu pendiri dan saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gelora. Bahlil, dalam pernyataannya, menambahkan bahwa proses negosiasi untuk keanggotaan Fahri di Partai Golkar sudah berlangsung. "Tadi sudah negosiasi, makanya tadi kita datang ke Amman baju sudah kuning-kuning," ungkap Bahlil, menunjukkan bahwa ada lebih dari sekadar gurauan dalam ucapan tersebut.
Pertanyaan pun muncul: Apakah langkah Fahri Hamzah akan berubah? Atau apakah ini hanya sekadar candaan dalam politik yang tak jarang penuh kejutan? Waktu yang akan menjawab. (*)