BRAVO13.ID, Samarinda - Gelora Kadrie Oening di Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Minggu (15/9/2024), menjadi saksi gemilangnya prestasi tuan rumah dalam ajang bergengsi Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional XXX. Di balik hiruk-pikuk penutupan perhelatan yang begitu dinanti, terucaplah keputusan bersejarah yang menjadikan Kalimantan Timur sebagai Juara Umum.
Keputusan penting ini, termaktub dalam Surat Keputusan Nomor 05/Kep.DH/MTQN-XXX/IX/2024, dibacakan oleh Muhammad Ramli Massenge, Wakil Sekretaris Dewan Hakim. Momen ini seolah menegaskan dominasi Kalimantan Timur dengan perolehan nilai 579, unggul jauh dari saingan terdekatnya, DKI Jakarta, yang meraih nilai 478, sementara posisi ketiga diraih Jawa Timur dengan nilai 275.
Di tengah sorak-sorai kegembiraan, tampak hadir para tokoh penting yang turut menyaksikan berakhirnya kompetisi akbar ini. Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhajir Effendi, bersama Wakil Menteri Agama, Syaiful Rahmat Dasuki, berada di barisan tamu kehormatan. Selain mereka, hadir pula Ketua Umum LPTQ Nasional, Kamarudin Amin, serta figur-figur penting lainnya seperti Ketua Dewan Hakim, Said Agil Husin Al-Munawar, dan Kepala Atase Agama Kedutaan Besar Arab Saudi, Achmed bin Essa Al-Hazmi.
MTQ bukan hanya sekadar ajang perlombaan, melainkan sebuah upaya strategis dalam menjaga dan melestarikan tradisi keilmuan Al-Qur'an di Indonesia. Bagi Wakil Menteri Agama, Syaiful Rahmat Dasuki, MTQ adalah momentum penting untuk mengajak masyarakat lebih mendalami Al-Qur’an, tak hanya dari segi tilawah, namun juga tafsir, tajwid, serta makna yang terkandung di dalamnya.
“Pemahaman mendalam terhadap Al-Qur'an adalah kunci bagi kita untuk menghadapi tantangan zaman. Ajaran-ajaran universal Al-Qur'an seperti keadilan, kasih sayang, persaudaraan, dan perdamaian adalah nilai-nilai yang harus senantiasa kita implementasikan dalam kehidupan bermasyarakat,” tegas Wamenag dalam sambutannya yang penuh inspirasi.
Wamenag pun menekankan peran penting MTQ dalam membentuk generasi Qur’ani, generasi yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak mulia dan kepribadian Islami. Di sinilah peran MTQ sebagai salah satu medium untuk meningkatkan literasi Al-Qur'an dalam masyarakat semakin jelas. Membaca, memahami, dan menghafal Al-Qur'an, menurutnya, harus menjadi bagian dari budaya umat Islam.
Ia juga berharap agar Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) terus mengupayakan peningkatan kualitas penyelenggaraan MTQ di masa mendatang. "MTQ bukan hanya lomba, tapi sebuah kontribusi nyata bagi pembentukan generasi yang lebih baik," pungkasnya.
Kemenangan Kalimantan Timur dalam MTQ Nasional kali ini bukan sekadar pencapaian prestasi, melainkan simbol dari komitmen masyarakat dan pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi keagamaan serta membangun generasi yang lebih beriman. Sebuah torehan manis yang menjadi kebanggaan, sekaligus tantangan untuk terus menjaga tradisi ini di masa mendatang. (*)