Bravo 13
Prabowo Janjikan Kabinet Zaken: Fokus pada Keahlian, Bukan PolitikPrabowo Subianto bertekad membentuk Kabinet Zaken, menekankan pentingnya keahlian di atas afiliasi politik untuk efektivitas pemerintahan.
Oleh Handoko6 days ago
Prabowo Janjikan Kabinet Zaken: Fokus pada Keahlian, Bukan Politik
Prabowo Subianto bertekad membentuk Kabinet Zaken. (Instagram/prabowo)

BRAVO13.ID, Samarinda - Presiden terpilih Prabowo Subianto kembali mengungkapkan tekadnya untuk membentuk Kabinet Zaken jika terpilih sebagai presiden. Dalam sebuah pernyataan yang diutarakan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, pada Senin, 9 September 2024, juru bicara Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menjelaskan bahwa Prabowo berambisi menghadirkan sebuah pemerintahan yang diisi oleh para ahli di bidangnya masing-masing, bukan hanya sekadar wakil dari partai politik. "Pak Prabowo menginginkan sebuah Kabinet Zaken. Artinya, anggota kabinet akan terdiri dari individu-individu yang memiliki keahlian khusus dalam bidangnya, meskipun mereka mungkin berasal dari partai politik atau diusulkan oleh partai-partai tersebut," jelas Muzani dengan penuh keyakinan.

Muzani melanjutkan bahwa partai-partai politik dalam Koalisi Indonesia Maju telah mulai mengajukan nama-nama calon menteri. Proses ini melibatkan penyaringan dan pemilahan yang cermat untuk memastikan bahwa hanya kandidat yang benar-benar memenuhi syarat yang akan dipilih. "Beberapa nama calon menteri dari partai-partai koalisi sudah mulai diajukan, disertai dengan portofolio kementerian yang diusulkan. Proses penjaringan dan pemilahan sudah dimulai untuk memastikan pemilihan yang tepat," ujar Muzani.

Konsep Kabinet Zaken di Indonesia bukanlah hal yang baru. Kabinet ini pertama kali muncul dalam sejarah pemerintahan Indonesia pasca-kemerdekaan sebagai respons terhadap kegagalan kabinet yang sering kali disebabkan oleh tekanan politik dan kepentingan partai. Tiga Kabinet Zaken yang pernah terbentuk setelah pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS) dan kembali ke Republik Indonesia adalah Kabinet Natsir, Kabinet Wilopo, dan Kabinet Djuanda. Pada masa itu, ketidakstabilan politik dan banyaknya jumlah partai politik menciptakan kerawanan, di mana setiap kabinet harus bergantung pada koalisi yang terdiri dari berbagai partai. Hal ini pada gilirannya merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah, karena partai-partai politik dan parlemen dianggap lebih mementingkan kepentingan partai daripada kepentingan umum.

Dengan mengusung model Kabinet Zaken, Prabowo Subianto berharap dapat mengatasi tantangan ini dengan mengedepankan kompetensi dan keahlian, serta meminimalisir pengaruh politik dalam pengambilan keputusan, sehingga pemerintahannya dapat berjalan lebih efektif dan efisien. (*)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait