Bravo 13
MTQ Nasional 2024 di Samarinda, Misi Pembinaan Umat dan Konsolidasi NasionalDi balik megahnya MTQ Nasional ke-30 di Samarinda, tersimpan misi mendalam: menguatkan silaturahmi umat dan mengevaluasi pembinaan Al-Quran.
Oleh Handoko1 week ago
MTQ Nasional 2024 di Samarinda, Misi Pembinaan Umat dan Konsolidasi Nasional
Perwakilan Kutai Kartanegara di MTQ Nasional ke-30 Samarinda. (pemprov kaltim)

BRAVO13.ID, Samarinda - Hamparan Samarinda kembali diselimuti oleh gema suci Al-Quran, menyambut perhelatan akbar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional yang untuk kali ke-30 digelar di kota ini. Dari 6 hingga 16 September 2024, Samarinda menjadi pusat konsolidasi dan silaturahmi umat Islam Indonesia. Bukan sekadar ajang kompetisi, MTQ adalah ruang yang menghadirkan jiwa, tradisi, dan semangat persatuan yang menyatu dalam lantunan ayat-ayat Ilahi.

Dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo pada 8 September 2024, MTQ tahun ini hadir lebih megah, melibatkan ribuan peserta dan ofisial dari berbagai provinsi. Namun, di balik kemegahan acara, tersimpan makna lebih dalam dari sekadar lomba melantunkan dan menghafal Al-Quran. "MTQ harus dimaknai sebagai ajang silaturahmi dan konsolidasi para hamalatul Qur’an se-Indonesia," ujar Ahmad Tholabi Kharlie, guru besar UIN Jakarta, dalam sebuah wawancara di Jakarta.

Tholabi tidak hanya memandang MTQ sebagai ajang unjuk kebolehan membaca Al-Quran. Ia menekankan bahwa kegiatan ini seharusnya menjadi momen evaluasi dari upaya pembinaan Al-Quran yang terus dilakukan di seluruh pelosok negeri. Menurutnya, ini adalah mekanisme untuk mengukur sejauh mana pembinaan tersebut telah berhasil menyentuh masyarakat. "MTQ harus menjadi evaluasi terhadap kinerja LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an) dan lembaga-lembaga lainnya yang berperan dalam pembinaan umat," tambahnya.

Dengan nada penuh harap, Tholabi menegaskan pentingnya komitmen bersama dari seluruh pemangku kepentingan—baik pemerintah, ulama, lembaga pendidikan, hingga masyarakat—untuk menjaga agar MTQ tetap berjalan di jalur yang sejalan dengan cita-cita luhur pembinaan umat. “Menjadikan MTQ sebagai tujuan semata adalah pandangan yang keliru dan berbahaya. MTQ bukan ajang perebutan prestise, tapi syiar yang mengemban misi besar,” tegasnya.

Samarinda, yang kini juga diwarnai oleh keberadaan Teras Samarinda, simbol kemajuan kota, tak hanya menjadi tuan rumah bagi kompetisi ini. Partisipasi publik yang semakin luas diharapkan mampu memperkuat syiar dan menumbuhkan semangat persatuan. Tholabi menambahkan, "MTQ harus menjadi proyek bersama, melibatkan seluruh lapisan masyarakat, agar tidak terjebak menjadi kegiatan yang eksklusif."

Dari segi teknis, perhelatan MTQ Nasional kali ini juga menunjukkan banyak perbaikan signifikan. Pemanfaatan teknologi informasi menjadi salah satu terobosan besar yang diadopsi dalam sistem penilaian dan penyelenggaraan, memastikan transparansi dan akuntabilitas tetap terjaga. “Teknologi yang diterapkan dalam MTQ ini adalah legacy penting dari Kementerian Agama, memberikan sentuhan modern dan kredibilitas yang lebih kuat,” ujar Tholabi.

MTQ kali ini tidak hanya mempertandingkan cabang-cabang lomba seperti Tilawah al-Quran, Hifzh al-Quran, hingga Karya Ilmiah Al-Quran. Berbagai agenda pendukung turut menyemarakkan suasana, mulai dari malam ta’aruf, pawai dan defile kafilah, hingga seminar internasional dan hiburan religius yang menggetarkan jiwa. Samarinda, dalam dentuman langkah para peserta dan riuhnya gema Al-Quran, sekali lagi berdiri kokoh sebagai poros penting dalam perjalanan spiritual dan persatuan bangsa. (*)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait