BRAVO13.ID, Samarinda - Pada Kamis, 5 September 2024, suasana Jakarta tidak seperti biasanya. Pagi yang cerah disambut dengan hiruk-pikuk persiapan yang tak hanya terasa di pusat kota, tapi juga hingga ke penjuru nusantara. Pada hari ini, Paus Fransiskus, Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik, akan memimpin sebuah misa akbar di jantung ibukota, sebuah peristiwa yang diingat oleh banyak orang sebagai salah satu momen religius terbesar dalam sejarah Katolik di Indonesia.
Jauh sebelum misa dimulai, umat Katolik dari berbagai pelosok nusantara telah mulai berdatangan. Ada yang datang dengan bus, ada pula yang menempuh perjalanan udara, menyeberangi lautan demi bisa merasakan kehadiran langsung Paus Fransiskus. Ribuan umat, dari anak-anak hingga lanjut usia, dengan penuh harapan berkumpul di Stadion Gelora Bung Karno dan Stadion Madya. Mereka mengenakan gelang khusus yang menjadi tiket mereka untuk memasuki stadion, sebuah simbol kesatuan dan kebersamaan dalam iman.
Misa ini bukan sekadar sebuah perayaan agama. Bagi banyak orang, ini adalah momen spiritual yang mereka impikan selama bertahun-tahun. Di tengah gemuruh Jakarta yang sibuk, ada rasa damai dan penuh harapan yang menyelimuti hati para jemaat. Kehadiran Paus Fransiskus dengan pesan-pesan damai, kasih sayang, dan persatuan menjadi magnet yang menarik tidak hanya umat Katolik, tetapi juga umat beragama lain yang ingin menyaksikan peristiwa bersejarah ini.
Persiapan pun tidak main-main. Panitia penyelenggara, bekerja sama dengan berbagai lembaga keuskupan di seluruh Indonesia, memastikan bahwa segala sesuatunya berjalan lancar. Dari segi logistik, keamanan, hingga pengaturan arus masuk umat ke stadion, semua dipikirkan dengan detail. Gerbang stadion mulai dibuka sejak pukul 12.00 WIB, memberi kesempatan bagi ribuan orang yang antusias untuk mengamankan tempat mereka sebelum misa dimulai pada sore hari.
Bagi banyak jemaat, prosesi misa ini adalah pengalaman yang tidak terlupakan. Tidak setiap hari mereka bisa berada begitu dekat dengan Paus Fransiskus, seorang figur yang dikenal dengan kepeduliannya terhadap umat manusia dan komitmennya untuk menyebarkan pesan perdamaian dan cinta kasih. Sorak sorai meriah terdengar ketika Paus Fransiskus akhirnya tiba dan memasuki stadion. Ribuan orang, meski berasal dari berbagai latar belakang dan daerah yang berbeda, bersatu dalam doa dan pujian, mengikuti setiap tahapan misa dengan penuh khidmat
Misa yang berlangsung selama 1,5 jam ini diisi dengan berbagai ritual, mulai dari doa Rosario, pembacaan Injil, hingga komuni. Setiap momen terasa begitu sakral, membawa para jemaat lebih dekat dengan Tuhan dan memperkuat keimanan mereka. Di bawah langit senja Jakarta, dengan suara doa dan nyanyian yang mengalun merdu, suasana spiritual terasa begitu kental, membuat siapa pun yang hadir merasa tenggelam dalam kedamaian.
Namun, lebih dari sekadar ritual keagamaan, acara ini juga menjadi simbol kebhinnekaan Indonesia. Dalam suasana yang damai dan penuh kasih, umat dari berbagai penjuru tanah air menunjukkan bahwa perbedaan agama dan budaya bukanlah penghalang untuk saling menghargai. Misa Paus Fransiskus ini menjadi bukti bahwa semangat toleransi dan persatuan dapat diwujudkan dalam tindakan nyata, terutama dalam sebuah bangsa yang kaya akan keragaman seperti Indonesia.
Ketika misa berakhir, banyak jemaat yang masih terpaku, seakan enggan meninggalkan tempat tersebut. Bagi mereka, ini bukan hanya sekadar acara keagamaan, tetapi juga sebuah pengalaman spiritual yang mendalam, yang memberikan harapan baru dan memperkuat iman mereka dalam menjalani hidup.
Bagi yang tidak sempat hadir langsung di Stadion GBK, misa ini juga disiarkan secara daring, memberikan kesempatan bagi jutaan orang lainnya untuk tetap merasakan momen penuh hikmat ini dari rumah mereka masing-masing. (*)